Nyeri pinggang jangan dianggap remeh, sebab bisa mengakibatkan kelumpuhan. DOK SP
Nyeri pinggang sebenarnya hanyalah suatu gejala dari berbagai gangguan dalam tubuh atau anggota tubuh, tetapi nyeri pinggang perlu diwaspadai. Kalau lalai, akibatnya bisa fatal, yakni kelumpuhan.
Peringatan ini dilontarkan dr Pudji Sugianto, SpS, neurologis yang berpratik di Siloam Hospitals Lippo Cikarang, Jl MH Thamrin Kav 105, Bekasi, Jawa Barat. Dia memberi contoh nyeri pinggang, karena Hernia nucleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang yang terjepit di antara dua ruas tulang.
Ini termasuk gangguan saraf yang serius. Penderita akan merasakan nyeri di pinggang dan kesemutan yang menjalar sampai ke tungkai kaki dan bila dibiarkan dapat berakibat kelumpuhan.
Nyeri pingggang adalah suatu rasa tidak nyaman yang mengganggu di daerah belakang, mulai dari tulang punggung hingga tulang pinggang. Wujud nyeri beraneka rasa bisa pegal, ngilu, perih, seperti ketarik, keikat atau seperti terbakar.
Semua ini dibedakan dari sumber nyerinya. Sumber nyeri bisa dari kulit, otot, tulang atau saraf. Nyeri pinggang akibat gangguan kulit contohnya adalah Herpes Zooster dimana kulit bintik-bintik melepuh akibat virus dan rasanya seperti terbakar dan ditusuk-tusuk.
Penyakit Saraf
Dari seluruh pasien dengan keluhan nyeri pinggang, 70 persen merupakan kasus yang dapat ditangani oleh dokter spesialis saraf. Kebanyakan karena otot ketarik (muscle strain), nyeri kronik pada daerah tertentu di pinggang (fibromyalgia) atau pengapuran (spondylosis).
Umumnya tindakan penyembuhan meliputi, mengurangi aktivitas, memberi obat Non- Steroid Anti-Infla- mation Disease, memberi obat pembunuh rasa sakit, relaksasi otot atau fisioterapi.
Untuk kasus selaput otot ketarik (muscle strain), maka pasien akan diberi obat pembunuh rasa sakit (pain killer), dan bisa ditambah suntikan di daerah tertentu.
Biasanya, dokter yang senang menyanyi dan berdansa ini menganjurkan pasiennya untuk beristirahat, tidak boleh bergerak (bed rest). Tujuannya untuk mempercepat proses regenerasi otot tersebut.
Sedang 30 persen pasien nyeri pinggang karena gangguan organ lain, penanganannya dirujuk ke spesialis lain. Dan yang paling sering, dia merujuk pasiennya ke rehabilitasi medis untuk mendapatkan fisioterapi.
Contoh gangguan organ di dalam rongga perut atau bawah perut/pelvis, yaitu batu empedu, batu ginjal, batu saluran kemih dirujuk ke spesialis urologi (saluran kemih) atau infeksi saluran telur pada wanita dirujuk ke spesialis kandungan.
Stres
Nyeri pinggang juga dapat disebabkan oleh faktor psikogenik (stres mental) dan pasien akan dirujuk ke spesialis psikiatri. Stres mental, suatu keadaan kejiwaan yang menyebabkan pasien merasa sangat tertekan. Dan penderitaan kejiwaannya dialihkan dalam bentuk nyeri pinggang.
Salah satu pemicu nyeri pinggang adalah posisi duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama, atau suatu gerakan yang sama yang dilakukan terus menerus, yang mengakibatkan otot kaku (spasme). Juga olahraga yang berlebihan sehingga menyebabkan otot atau tulang salah tempat.
Bisa juga karena gerakan yang mendadak atau mengangkat barang yang terlalu berat, apalagi dengan posisi salah, sehingga menyebabkan selaput otot robek. Atau kecelakaan yang menyebabkan patah tulang.
Di negara industri seperti Indonesia, nyeri pinggang banyak menyerang pekerja usia produktif sekitar 20 hingga 40 tahun. Menyoroti pekerja pabrik yang karena tugasnya, selalu melakukan gerakan atau posisi rutin, dokter beranak dua ini memberikan tip agar pekerja pabrik melakukan relaksasi otot seperti senam ringan, atau berjalan, atau melakukan gerakan di luar gerakan atau posisi rutin itu setiap? jam atau maksimum 1 jam sekali.
Sugianto menghimbau para pimpinan pabrik untuk menyediakan dokter ahli keselamatan kesehatan kerja (K3) yang menguasai bidang ergonomis. Dengan adanya tenaga ahli ergonomis ini keselamatan kerja para pegawai terjaga. Dan ahli ini juga yang akan menentukan peralatan kerja dan peralatan keselamatan yang sesuai dengan bidang tugas masing-masing pekerja.
Anjuran
Bagi yang sudah menderita nyeri pinggang segera konsultasi ke dokter, jangan menunggu lama. Karena semakin lama dibiarkan proses penyakit berjalan terus, akibatnya gangguan semakin sulit ditanganinya. Apalagi kalau penyebabnya menyangkut saraf dapat mengakibatkan kelumpuhan.
Demi kesehatan, pasien dimotivasi untuk memiliki pola hidup sehat, yakni dengan mengonsumsi makanan berimbang, mengurangi goreng- gorengan. Di samping itu, menghindari rokok dan melakukan olahraga teratur, juga sangat dianjurkan. [JHN/M-15]
KOMENTAR