Dalam sebuah misi perdamaian di Eropa Timur, siksaan terberat bagi para prajurit bukanlah hawa dingin, tapi menyalurkan hasrat sexual mereka setelah berbulan-bulan pisah dengan istri.

Suatu hari empat orang tentara dari Amerika, Inggris, Arab dan Indonesia secara kebetulan bertemu disebuah tempat pelacuran. Kebetulan tinggal satu pelacur yang tersisa. Keempatnya lalu bertaruh siapa yang paling lama bertahan.

Tentara Amerika yang berbadan besar dan berkulit hitam masuk dengan gagahnya dan keluar sejam kemudian.

Tentara Perancis masuk kedalam dengan senyum mengejek dan keluar dua jam kemudian.



Tentara Arab masuk kedalam, satu jam….dua jam….tiga jam…..baru dia keluar dengan membusungkan dada, seolah dialah si pemenang.

Tentara Indonesia masuk dan berkata pada si pelacur, “bolehkah saya mematikan lampu madame, karena tradisi kami kalau ‘begituan’ lampu harus dimatikan.”

Lampupun lalu dimatikan, “ satu jam…. dua jam….tiga jam……empat jam….lima jam….enam jam si pelacur terus melayani si tentara Indonesia. Akhirnya dia yang tidak kuat dan keluar dari ruangan dengan nafas terputus-putus dan nyaris pingsan kecapaian.

Didalam ruangan si tentara Indonesia menyalakan lampu sambil berkata “Sersan, cepat suruh anggota pleton kita pakai baju”