Pada dasarnya teh dengan nama latin Camelia sinensis sudah dikenal cukup lama sebagai minuman penyegar dan biasanya melengkapi hidangan kita sehari-hari. Ternyata, minum teh setiap hari, selain dapat memberi kesegaran tubuh, mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang dan Rusia, telah ditemukan adanya beberapa zat gizi dan zat bioaktif dalam teh yang bermanfaat membantu menurunkan kadar kolesterol, bahkan dapat mencegah penyakit kanker.

Tanaman teh diduga berasal dari daratan Cina, kira-kira Provinsi Szechuan sekarang. Daerah ini berdekatan dengan Laut India, dataran Birma, Siam, Tibet, dan Indocina. Pertama kali, teh dikenal setelah masa pemerintahan Dinasti Shen Nung, tahun 2700 SM.

Ada juga literatur yang mengatakan bahwa teh baru dikenal setelah masa pemerintahan Dinasti Han, kira- kira tahun 221-265 SM. Pada saat itu teh baru dikenal sebagai bahan obat-obatan tradisional dan belum sebagai bahan minuman.

Selanjutnya pada masa pemerintahan Dinasti Sui (sekitar tahun 589 SM) teh baru disajikan sebagai minuman jamuan yang bermakna sosial.

Pada umumnya teh sebagai bahan minuman dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu teh yang difermentasikan atau teh hitam (black tea), teh yang tidak difermentasikan atau teh hijau (green tea), dan teh yang setengah difermentasikan atau teh oolong (oolong tea).

Teh diperoleh dari tanaman yang hampir sama di semua begara. Adapun perbedaannya terletak pada jenis yang disebabkan diantaranya oleh perbedaan cara produksi, iklim lokal, tanah dan kondisi pengolahannya.

Sedangkan perbedaan antara teh hitam dan teh hijau adalah pucuk teh. Teh hijau bau daunnya tidak hilang (baca; karena tidak mengalami proses fermentasi). Untuk itu, harus dikompensasi dengan wangi-wangian yang berasal dari bahan nonteh. Dan teh oolong merupakan teh khas Cina, Taiwan yang merupakan semacam perkawinan antara teh hitam dan teh hijau (baca; mengalami proses fermentasi).

Pengolahan teh hitam dihasilkan dua macam hasilnya, yaitu teh daun dan teh bubuk. Teh daun adalah bubuk teh yang berasal dari daun teh yang selama pengolahannya mengalami penggulungan sempurna.

Sedangkan teh bubuk atau teh hancur (dust) adalah teh yang tidak tergulung akan tetapi tersobek-sobek sehingga diteruskan dengan menghancurkannya. Antara kedua jenis hasil ini dikenal pula dengan sebutan “teh remuk” (broken).

Manfaat bagi kesehatan

Di dalam daun teh terkandung beberapa zat kimia, yang dapat digolongkan menjadi substansi fenol (katekin, flanoval), bukan fenol (karbohidrat, pectin, alkaloid, protein, asam amino, klorofil, dan asam organik), senyawa aromatis, dan enzim.

Menurut Judiono dan Wisnu Rangga (2002), hasil penelitian yang telah dilakukan di Jepang dan Rusia, ada beberapa zat teh yang bermanfaat dan diperlukan oleh tubuh manusia (baca: khususnya teh hitam dan teh hijau), di antaranya (1) teh kaya akan vitamin C dan vitamin B, terutama ‘thiamin’ dan ‘riboflavin’ yang dibutuhkan oleh tubuh; (2) pada teh terdapat bahan polyphenol yang mempunyai kandungan vitamin D aktif yang dapat membantu dalam mengurangi kerapuhan dinding kapiler (capillary froglity) dari aliran darah.

Sebab, vitamin D aktif mampu menstabilkan vitamin C yang dalam tubuh juga hyperfunction dan kelenjar gondok; (3) teh memiliki kemampuan dalam mengantisipasi pengaruh yang dapat merugikan karena aktivitas bakteri maupun basil disentri; (4) teh juga berpengaruh terhadap pertumbuhan gigi, kandungan fluor dalam teh bisa membantu pertumbuhan gigi pada anak-anak.

Selain unsur fluor memiliki fungsi meningkatkan daya tahan gigi terhadap asam karena fluorida dapat mengurangi difusi asam dan email gigi.

Dari semuanya itu, ternyata teh bukan hanya minuman penyegar yang sudah dikenal dan dikonsumsi masyarakat luas.

Beberapa penelitian mengemukakan teh dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, mencegah kanker, mencegah radikal bebas, dan bisa bertindak sebagai anti oksidan bagi tubuh.

Menyadari bahwa teh kaya akan gizi, maka tidaklah mengherankan jika teh mempunyai kemampuan menyehatkan sekaligus menyegarkan. Untuk itu, ada baiknya kita selalu membiasakan diri minum teh, khususnya di pagi hari sebagai minuman pelengkap hidangan keseharian kita. Sebab, ‘flavonoid’ yang ada didalam teh ini dapat menekan efek penuaan, timbulnya penyakit degeneratif dan kanker secara dini.

Budi Imansyah S

Penulis adalah pemerhati masalah kesehatan, tinggal di Bandung