Sering saya membanca tentang indonesia miskin, indonesia banyak hutang, saya pun sering berpikir apakah benar pernyataan-pernyataan tersebut diatas. Walau terkadang saya sering ragu terhadap pernyataan diatas.

Kenapa saya ragu, ketika di jalanan saya melihat banyaknya mobil-mobil mewah bermnculan di jalan, dari merekt terkenal dengan harga yang cukup fantastis seprti Jaguar, Porche, Ferarry, Mercedes, BMW, Toyota Alphard, Lancruiser, dan masih banyak lagi. Apakah hal tersebut tidak mengidentifikasikan besarnya daya beli masyarakat Indonesia.

Ketika fenomena pabrikan HP Nokia melucurkan handphone seri terbarunya di indoesia, kerena pasar Indonesia sangat potensial, dan banyak orang ingin menjadi orang pertama yang membeli HP tersebut dengan harga yang fantastic contoh E90 dengan harga jauh diatas harga pasar, dan akan jatuh drastic pada beberapa bulan kedepan. Hebat suatu frnomena yang berbeda dengan penggambaran Indonesia yang miskin

Ketika Suatu Universitas negri UI yang notabene adalah pendidikan murah untuk rakyat dirubah setatus menjadi BHMN, dan membuka kelas khusus dimana orang yang mampu tapi kurang pintar dalam pendidikan dapat masuk dengan membayar sejumlah uang yang fantastis kisaran Rp 75jt-lebih dari Rp 100jt untuk dapat masuk, begitu pula dengan Universitas negeri lain yang bersetatus BHMN melakukan hal seruapa. Apakah minat masyarakat berkurang terhadap keberadaan kelas khusus tersebut. Tidak banyak berita menyatakan kelas khusus tersebut di minati masyarakt. Dan terdapat gambaran bahwa masyarakat Indonesia pun bisa membayar pendidikan walaupun mahal.

Banyak berdirinya rumah mewah dan apartment yang mahal di hampir seluruh Indonesia sebutlah bilangan cibubur, BSD, Pondok Indah, di Jakarta, Pakuwon di Surabaya dan hanmpir di seluruh Indonesia pun ada dengan iklan Hanya Rp400jt ++ , angaka Rp400 juta, disebut hanya… sungguh luar biasa.

Saat banyaknya Kepemilikan properties di singapura dan Malaysia yang dimiliki rakyat Indonesia, apakah hal ini menandakan kemiskinan Indonesia…?

Saat Mal-mal baru dibangun, seperti senayan city, Plaza semanggi di Jakarta, Mal SKA dipekan baru, Supermall Pakuwon indah di Surabaya, Malang Town square di malang, Sebuah mall baru di daerah Manado Boulevard, Mal baru di tepat di kota padang Sumatra barat, Mall besar di Samarinda, Bandung supermall di bandung, Mall besar di jalan ahmad yani pontianak, Kalimantan barat, Jembatan Citra di semarang di bilangan simpang lima, satu mall yang cukup besar di kota balikpapan,satu mal di Batam center batam, dua mall besar di Palembang. Hampir diseluruh Indonesia yang pernah saya singgahi terdapat mall besar baru dibuka. Apakah ini menandakan kemiskinan masyarakat Indonesia.

Banyaknya fashion yang bermerk yang habis terbeli olah masyrakat dengan harga satuan dimulai +/- Rp 1000jt rupiah, karena style dan Jakarta metroseksual memberi peluang besar, apakah banyaknya pemakaian barang branded ini dapat disebut negera ini miskin.

Jadi masihkah percaya kita bila masyarakat kita dibilang miskin… atau hanya ketimpangan social yang semakin tinggi, sungguh sedih melihat hal ini, dengan semakin hari kebutuhan pokok semakin meningkat sebagian dari masyarakat ini hidup dalam gelimangan harta, mungkin hasil kerja kerasa dengan halal dan sebagian hasil kerja tidak halal,dari korupsi, money laundering, kegiatan illegal lainya.

Itulah mungkin alas an pemerintah menaikan tariff jalan tol, Megkomersialkan pendidikan, memahalkan rumah sakit, merubah Minyak tanah jadi Gas, karena rakyat Indonesia dianggap berada semua. Hanya bisa berharap dan berdoa semoga semua rakyat Indonesia di beri rejeki yang berlimpah dan halal. Amin

“mendapat 1 rupiah dengan cara halal labih berharga dari 100 rupiah dari cara haram”

“Hidup sederhana dan bersaharja adalah lebih mulia disbanding hidup bermewah dengan utang yang cukup banyak”

Dalam Perenungan, Apalah orang Indonesia miskit
Depok 12 September 2007 22:38
Erwin Arianto
Alamat blog ku pindah di Http://blogerwinarianto.blogspot.com
Atau hanya ingin baca puisi ku http://360.yahoo.com/arianto_erwin