istimewa

Air susu ibu (asi) merupakan makanan terbaik untuk bayi.

Oleh Feby Runtulalo

Tidak dapat dimungkiri bahwa air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang baik untuk bayi. Namun, setelah belajar lebih banyak lagi, saya baru mengetahui bahwa ASI bukan hanya baik, melainkan juga ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, khususnya yang berusia 0-6 bulan.

Selama ini mungkin banyak orangtua yang terpengaruh dengan berbagai iklan susu formula yang ada di berbagai media massa dan menganggap bahwa susu inilah yang paling baik, karena mengandung berbagai zat yang dapat membuat anak sehat dan pintar. Padahal, semua zat yang bisa membuat anak sehat dan pintar sudah terdapat di dalam ASI. Lagi pula tentu saja untuk menjadi pintar juga membutuhkan latihan dan belajar dalam jangka waktu tertentu.

Susu formula memang dibuat sedemikian rupa dan terus dikembangkan struktur dan kandungannya agar dapat semirip mungkin dengan ASI, tapi tetap saja sampai saat ini hal itu belum tercapai. Bagaimana mungkin bisa menyamai ASI, asalnya saja sudah beda.

ASI adalah produk susu yang luar biasa hebatnya. ASI dihasilkan dari tubuh seorang ibu dan diproduksi sesuai dengan kebutuhan sang bayi yang baru lahir, tanpa si ibu tersebut harus bersusah payah.

Telah dibuktikan bahwa komposisi ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI prematur) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur). Demikian pula komposisi ASI yang keluar pada hari-hari pertama sampai hari ke 3-5 (kolostrum) berbeda dengan ASI yang diproduksi hari ke 3-5 sampai hari ke 8-11 (ASI transisi) dan ASI selanjutnya (ASI matur).

Komposisi ASI demikian agar sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. Selain kandungannya yang menyesuaikan usia bayi, ASI juga lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi karena mengandung enzim pencernaan, jangan heran kalau diberi ASI maka bayi Anda jadi sering merasa lapar.

ASI juga mengandung berbagai zat protektif dan protein alami manusia sehingga bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita penyakit dan alergi. ASI juga dihasilkan selalu dalam suhu yang tepat untuk bayi.

ASI dapat mengoptimalkan perkembangan anak dan dapat mencegah kerusakan gigi dan yang tak kalah pentingnya adalah dengan memberikan ASI dapat meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi. ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi, tetapi juga bagi ibu, bagi keluarga, bahkan bagi negara.

Bagi ibu, pemberian ASI secara dini, yang saat ini disebut sebagai inisiasi dini, dapat mencegah perdarahan pascapersalinan, karena isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya hormon oksitosin yang dapat menimbulkan kontraksi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan.

ASI juga dapat digunakan oleh ibu sebagai metode KB sementara, karena hormon yang mempertahankan laktasi atau proses menyusui bekerja menahan hormon untuk ovulasi atau pembuahan, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Keadaan tersebut tentunya dengan syarat bayi belum berusia 6 bulan, ibu belum haid kembali, dan bayi masih ASI eksklusif.

Angka kejadian kanker payudara dan ovarium pada ibu yang menyusui juga lebih rendah dibanding yang tidak menyusui. Saat ini, banyak ibu yang sangat ketakutan kehilangan bentuk badannya semula jika menyusui bayinya.

Sebenarnya hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena makanan yang dimakan ibu sebenarnya akan diberikan juga ke sang bayi ketika menyusui, bahkan sebenarnya menyusui dapat mempercepat kembali ke berat badan ibu semula. Keuntungan bagi keluarga disebabkan karena pemberian ASI jauh lebih menguntungkan karena ASI tidak perlu dibeli sehingga dapat menghemat biaya.

Pemberiannya juga mudah dan bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat. Apalagi belakangan ini harga bahan bakar minyak naik sehingga membuat beberapa kebutuhan pokok juga naik.

Pemberian ASI dibandingkan dengan susu formula tentu dapat menghemat pengeluaran keluarga. Untuk negara, pemberian ASI dapat menghemat devisa, mengurangi polusi, mengurangi subsidi kesehatan, dan mengurangi morbiditas serta mortalitas anak.

Teknik Menyusui

Sudah jelas betapa hebatnya ciptaan Tuhan yang satu ini, sehingga alangkah baiknya jika semua ibu memberikan bayinya ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin, mineral, dan ASI yang diperas.

Mengapa 6 bulan? Itu, karena ketika bayi berusia 6 bulan ke atas, ASI hanya dapat memenuhi 60 – 70 persen kebutuhan bayi, dan ketika berusia di atas 12 bulan, ASI hanya dapat memenuhi kurang 30 persen kebutuhan bayi, sisanya harus dipenuhi dengan pemberian makanan tambahan.

Banyak ibu yang mengeluh ASI-nya kurang yang terlihat dari bayinya yang terus menangis meskipun sudah diberi ASI. Hal ini paling sering disebabkan oleh teknik menyusui yang tidak benar.

Saat menyusui ibu harus rileks dan nyaman, bayi melekat menghadap puting ibu, kepala dan tubuh bayi berada pada garis lurus, seluruh puting dan sebagian besar areola (bagian payudara yang berwarna lebih gelap kecokelatan) masuk ke dalam mulut bayi, dagu bayi menyentuh payudara dan bokong bayi ditopang.

Bayi dapat mengisap dengan baik jika mulut terbuka lebar, bibir bawah terlipat keluar, pipi bayi tidak cekung, tapi membulat dan isapannya teratur lambat dan dalam. ASI dapat dikatakan benar-benar kurang jika berat badan (BB) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan, BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kebal, ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan warna kuning.

Jika keadaan di atas tidak terjadi pada bayi Anda, berarti ASI anda sudah cukup memenuhi kebutuhan bayi Anda. Tapi jika salah satu keadaan di atas terjadi pada bayi Anda, pertama kali coba perhatikan cara menyusui Anda atau konsultasikan ke dokter. Selain faktor teknik menyusui, faktor psikologis ibu juga sangat berperan. Niat yang kuat dari ibu dan dukungan keluarga terutama suami sangat diperlukan untuk kelancaran proses menyusui dan demi kesehatan buah hati tercinta.

Penulis adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia