Istilah ‘batu ginjal’ dapat membuat orang yang mendengarnya menggigil ketakutan karena dikaitkan dengan rasa nyeri seperti yang sering dikeluhkan pengidapnya. Pada hal, batu ginjal sama sekali tidak menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri baru timbul bila batu tersebut pecah menjadi kristal-kristal berukuran lebih dari 0.3 cm dan menyumbat keluarnya air seni.
Di samping itu, masyarakat kerapkali mengkaitkan intensitas rasa nyeri dengan besarnya batu. Hal ini membuat pasien condong untuk menggunakan obat-obatan penghancur batu ginjal. Namun, ukuran pecahan yang lebih dari 0.5 cm, justru dapat menimbulkan rasa nyeri. Oleh karenanya pengertian tentang batu ginjal, pengobatan dan pencegahannya perlu dimasyarakatkan.

JENIS dan PEMBENTUKAN BATU GINJAL

Ginjal membersihkan darah dari serpihan kristal-kristal logam atau protein yang tak lagi dibutuhkan tubuh. Batu ginjal terjadi bila kristal-kristal tersebut tertimbun dan saling melekat. Secara efektif, ginjal mampu mengglontorya, bila sekurang-kurangnya setiap hari kita minum dua liter air.
Berdasar jenis kristal, batu ginjal dapat dibagi dalam 4 jenis: Kalsium oksalat (terbanyak, sekitar 80%), Asam urat, Struvite (kristal dari hydrofosfat, magnesium dan ammonia yang terjadi pasca infeksi dan tersering pada wanita) serta batu cystine (karena keturunan, dan persentasinya kecil).
Zat perekat kristal-kristal tersebut adalah asam oksalat yang secara normal dibentuk dalam hati. Sumber alam utama dari asam oksalat antaranya: bayem, coklat, kacang tanah, buah anggur dan kacang mente.
Batu ginjal kalsium oksalat terjadi akibat konsumsi kalsium dan vitamin D yang tinggi dan disertai kurangnya minum. Dosis harian vitamin D yang dianjurkan adalah 500-800 IU (International Unit), sedangkan vitamin D3 maksimal 1000 IU. Vitamin D3 adalah vitamin yang dibentuk kulit di bawah sinar matahari.
Batu ginjal asam urat terjadi bila kadar asam urat darah tinggi (terlalu banyak makan kacang-kacangan dan bagian-bagian dalam tubuh binatang; Bahasa Jawa: jeroan). Pada umumnya batu asam urat terbentuk pada mereka yang mengidap penyakit Gout (timbunan asam urat pada persendian, terutama sendi ibu jari kaki)

GEJALA-GEJALA


Nyeri seperti ditusuk yang berintensitas tinggi dan berfluktuasi (sering orang membandingkannya dengan nyeri sewaktu melahirkan) adalah gejala utama batu ginjal. Rasa nyeri ini (colic) terasa mulai dari pinggang (di bawah lengkung tulang iga) dan menjalar ke pangkal paha. Colic merupakan ciri khas rasa nyeri bila terjadi penyumbatan pada saluran sistim-sistim: peredaran darah, getah bening, pencernaan, perkemihan dan jalan lahir. Saluran tubuh berupaya mengeluarkan setiap sumbatan melalui kontraksi dinding-dinding ototnya, yang pada gilirannya menimbulkan colic.
Gejala lain meliputi rasa mual hingga tumpah-tumpah, karena sistim saraf perkemihan dan pencernaan saling terkait. Di samping itu, pasien kerap buang air kecil yang disertai rasa nyeri. Bila terjadi infeksi, timbul demam hingga menggigil, air seni keruh dan berbau busuk. Darah dalam air seni, membuatnya berwarna merah muda hingga kecoklat-coklatan. Bila batu berukuran 1-2 cm atau lebih, butiran darah dalam air seni hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan mikroskopis.

PENGOBATAN an PENCEGAHAN

Prinsip pengobatan adalah, batu yang berukuran lebih dari 0.3 cm harus dikeluarkan dari tubuh. Bila kristal tersangkut di saluran kemih bagian atas (ureter), maka melalui kateter di dorong ke dalam ginjal, sedangkan yang tersangkut pada saluran bawah perkemihan (urethra), di dorong masuk ke kandung kemih. Kemudian kristal tersebut dihancurkan secara non operatif atau operatif.
Pada tindakan non operatif: extracorporal shock wave lithotripsy, batu dihancurkan dengan gelombang suara berenergi tinggi yang menghantam ginjal dari luar tubuh.

Ada tiga cara penghancuran batu secara operatif (invasive):

1. Pada percutaneous nephrolithotomy, dibuat irisan sepanjang 2.5 cm di daerah punggung. Melalui irisan ini dipasang stent yang berfungsi sebagai terowongan bawah kulit. Kateter dengan ujung seperti alat untuk memahat patung dimasukkan melalui terowongan tersebut. Batu ginjal kemudian ditata dan pecahannya ditampung dalam kerajang mini pada dinding kateter.
2. Tindakan operatif lainnya adalah Laser Uretero Lithotripsy. Melalui urethra, kandung seni dan ureter dimasukkan optic fiber yang ujungnya dilengkapi dengan peralatan mini sinar laser. Dengan sinar laser tersebut batu ginjal dihancurkan, dan serpihan kristalnya ditampung dalam kantung mini yang melekat di dinding kateter.
3. Tindakan bedah klasik yaitu membuka perut dan membelah ginjal dilakukan bila batu ginjal terlalu besar atau letaknya sukar dijangkau dengan kateter.

Unsur keturunan adalah salah satu faktor penyebab timbulnya batu ginjal. Gangguan kesehatan ini dapat kambuh dalam dua hingga tujuh tahun pasca pembedahan. Namun hal ini dapat dicegah dengan gaya hidup sebagai berikut: setiap hari, minimal minum dua liter air (ini adalah tindakan pencegahan terpenting), kurangi / tidak makan bayem, kacang, mente, coklat, buah anggur, daging (kecuali ikan), serta banyak makan buah-buahan (terutama pisang) dan sayuran, kurangi garam (lauk pauk maksimal mengandung satu sendok teh), serta mengurangi konsumsi gula. Khusus untuk mengurangi kadar asam oksalat, tiap hari makan buah semangka terutama bagian yang putih dengan diblender. Untuk gaya hidup yang menyangkut makanan, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi / nutrisi.

Oleh Dr. Poew Tjoen Tik, MPH
Purnawirawan Research Associate University of Oklahoma
– Alumni FK Unair –
berdomisili di Texas – USA