Suatu hari, Nasrudin berwudlu. Tapi karena airnya sangat sedikit, dia tidak membasuh kaki kirinya. Ketika shalat, Nasrudin mengangkat kaki kirinya itu seperti angsa saat menghangatkan tubuhnya.
Teman-temannya tentu terheran-heran. Usai shalat, salah seorang dari mereka bertanya, ”Apa yang baru saja kamu lakukan, wahai Nasrudin?” Ia menjawab singkat, ”Kakiku yang sebelah kiri belum berwudlu.”