Meracik daun untuk jamu.

Aneka tanaman berkhasiat menyembuhkan penyakit.

Pernah membayangkan berekowisata di kawasan Cikarang, Bekasi? Lokasi wisata botani yang berisi aneka tanaman organik itu terletak di antara pabrik-pabrik, karena memang terletak di dalam kawasan industri.

Ketika SP memasuki kawasan industri, cuaca tengah garang terik. Rasanya, seperti sebuah perjalanan sia-sia beberapa puluh menit di Tol Cikampek. Apalagi, ketika kendaraan yang ditumpangi, tidak juga menuju sebuah kawasan yang teduh penuh pepohonan, seperti yang dibayangkan sebelumnya. Selama beberapa menit dari pintu tol Cikarang, kendaraan hanya melewati bangunan-bangunan pabrik yang bentuknya nyaris seragam, dengan pepohonan yang minimalis, dan portal-portal pabrik.

Akhirnya, kendaraan pun sampai ke sebuah halaman, yang dari kejauhan tidak menunjukkan sebuah bangunan pabrik, tetapi sebuah rumah kayu berdesain asri dengan beberapa tanaman yang cukup menandakan bahwa itu adalah hunian. Rumah kayu itu adalah Kedai Sehat Alami Kampoeng Djamoe Organik (KaDO). Setiap siang, menurut Heru D Wardana, dari Martha Tilaar Group yang memanajeri KaDO, tempat itu dipenuhi karyawan pabrik di kawasan industri itu, sebagai tempat alternatif santap siang. Menu-menu yang ditawarkan di Kedai Sehat Alami memang menggiurkan bagi pencinta masakan rumahan. Dengan piring bambu beralas daun, kita bisa menikmati nasi kastrol (liwet) gurih atau nasi timbel (bungkus daun pisang), ikan peda, dan sambal segar. Menu berubah setiap harinya.

Ketika SP bersantap siang, kebetulan menu yang ditawarkan adalah nasi timbel, ayam mesere (bumbu Bali), sayur urap, satai lilit, ikan goreng tepung, soto bandung, sambal, rempeyek kacang, dan kerupuk. Pas rasanya, seusai berkeliling kebun seluas 10 hektare. Namun, yang paling top dari Kedai Sehat Alami di situ adalah racikan air beras kencur dan kunyit asamnya yang sangat luget (kental, Red) dan legit. Bila Anda terbiasa minum jamu sehat itu, atau Anda adalah orang Jawa, bisa lepas kendali menuang beras kencur dingin dan kunyit asamnya.

Sebetulnya, apa yang bisa dijelajahi di KaDO selain tentunya makan- makan itu? Di tempat itu dibudidayakan 525 jenis tanaman berkhasiat obat, mulai dari perdu, hingga pohon besar berakar serabut dan berakar tunggang. Selain aneka jenis tanaman yang semuanya memiliki kegunaan sebagai obat maupun jamu, di tempat tersebut juga ada tempat untuk memproses daun-daun tanaman, sebelum dibawa ke pabrik Martina Berto untuk diolah sebagai jamu dan produk kesehatan ataupun kecantikan lainnya.

Sebetulnya, apa yang melatarbelakangi dibuatnya KaDO? Menurut Martha Tilaar, hal itu sejalan dengan gerakan Go Green yang tengah digiatkan di seluruh dunia. “Ancaman global warming, bukan hal sepele. Bumi memang makin panas, dan hutan-hutan di Indonesia pun makin berkurang,” ia menjelaskan.

Katanya, tanah yang dijadikan KaDO itu, diupayakan sebagai media yang menawarkan kesegaran dan kehijauan, di tengah kawasan industri yang terkenal panas dan gersang. Bukan perkara gampang. “Tidak mudahnya bukan hanya mengolah tanah sehingga siap ditanami, melainkan juga meminta partisipasi pabrik-pabrik sekitar, yang ternyata susahnya bukan main,” ia menambahkan.

foto-foto:sp/S Nuke Ernawati

Rimbunnya tanaman kembang sepatu.

Aneka jamu kemasan.

Batu Bata

Menurut Martha Tilaar Foundation Director, Nuning S Barwa, tanah yang dijadikan lokasi KaDO, memang areal industri, bukan tanah untuk perkebunan. “Daerah ini adalah areal industri, dan tanahnya jenis tanah liat yang dijadikan untuk pembuatan batu bata. Perlu perjuangan untuk menjadikannya sebagai tanah yang bisa ditanami,” katanya.

Tanah seluas 10 hektare itu pun dibeli Martha Tilaar pada tahun 2005. Selama tiga tahun ini, ratusan tanaman ditumbuhkembangkan di sana, sehingga tahun lalu, KaDO mulai tampak hijau, dan tahun ini dibuka untuk umum.

Masyarakat, selain bisa mengenal macam- macam tanaman obat untuk keluarga (Toga), juga bisa berbelanja bibit tanaman yang juga disiapkan di KaDO. Bibit tanaman ada yang diperoleh dari biji, ada pula yang diperoleh dari persemaian. Beberapa jenis tanaman tersebut antara lain dibagi berdasarkan manfaatnya untuk penyembuhan dan perawatan. [SP/S Nuke Ernawati]