Anggodo berniat mau masuk Islam. Mengingat penduduk Indonesia mayoritas pemeluk Islam, ia berharap kasus berat yang dihadapinya cepat selesai, karena ia berharap lebih banyak yang mendoakannya.

Ia pun bergegas ke kantor MUI, untuk menemui ketuanya. Dengan tegas Anggodo mengutarakan niatnya menjadi mualaf.Niatnya disambut baik oleh petinggi MUI. Menurut kabar, ia tak perlu bayar ke MUI, alias gratis. Legalah Anggodo.

Untuk menjadi Islam ternyata begitu mudah. Ia cuma diminta membaca dua Kalimat Syahadat. Lancar. Rupanya ia sejak kecil sudah hafal kalimat Syahadat, karena dulu rumahnya dekat masjid yang sering mengumandangkannya.

Lalu pengurus MUI mengecek apakah Anggodo sudah disunat penisnya apa belum. Setelah ditengok ke dalam celananya kolornya, ternyata ia sudah disunat. Loloslah dia jadi muslim.

Sebulan sudah Anggodo resmi jadi muslim. Ia rajin sholat 5 waktu dan menyantuni masjid-masjid serta beberapa mushola dekat rumahnya. Namun ia rasakan, kasusnya masih saja diberitakan oleh berbagai media massa. Ia pun curiga pasti banyak umat Islam di Indonesia yang tidak mendoakannya, walau ia telah secara resmi masuk Islam.

Bergegas, Anggodo pun kembali berkunjung ke kantor MUI. Kehadirannya disambut dengan baik oleh jajaran pengurus MUI. Anggodo lalu dipersilakan masuk ke ruang ketua MUI. Ngobrol kesana-kemari, Anggodo pun mengutaraka keluhannya.

Oleh sang ketua MUI diterangkan bahwa dalam Islam ada 5 perkara yang harus dia jalani (Ingat Rukun Islam ada 5 perkara!). Anggodo tersentak mendengarnya. …

Anggodo: “Bapak ustadz, owe satu perkala aja udah pusing …dipanggil KPK…jaksa. .. Polisi… Owe habis lima milyard belum kelar… Kalo 5 pelkala owe abis belapa.. lu gila.. ya bialin owe KAPIL lagi aja dah..!