Denyut jantung tak teratur atau berirama tak beraturan, dapat menimbulkan kegelisahan pasien. Untungnya, tidak semua pasien dapat merasakannya. Dan lebih menggembirakan lagi, pada umumnya gangguan kesehatan ini tidak mengancam jiwa.
Walaupun tidak selalu, namun kadangkala denyut jantung tak beraturan

dapat pula dirasakan pengidapnya. Oleh karenanya, gangguan kesehatan ini perlu kita masyarakatkan

Kinerja jantung
Jantung terdiri atas serambi kanan, bilik kanan, serambi kiri dan bilik kiri. Sisi kanan menerima darah bekas pakai dari organ-organ, sedangkan sisi kiri memompa darah dengan kadar oksigen optimal ke organ-organ. Setiap jenis otot hanya akan berkontraksi bila ada listrik yang mengalirinya.
Sebagaimana kita ketahui, gardu-gardu pengaman voltasi (tegangan listrik) diperlukan agar listrik dapat digunakan dengan aman oleh para pelanggan. Kinerja aliran listrik jantung dapat dikatakan merupakan cetak biru dari sistim pelistrikan kita.
Pada jantung, pembangkit tenaga listrik terletak di bagian atas serambi kanan, dekat masuknya pembuluh balik utama. Gardu pengaman biologis, terletak antara serambi dan bilik jantung. Kelompok kecil sel-sel jantung ini menyinkronisasikan listrik dari dinding-dinding serambi jantung sebelum mengalirkannya ke bilik-bilik jantung.
Bagaikan seorang dirijen suatu orkestra, gardu biologis ini memberi ke- sempatan bilik jantung terisi darah seoptimal mungkin untuk kemudian secara berirama dialirkan ke seluruh tubuh. Namun, pada dinding-dinding serambi maupun bilik jantung dapat timbul pembangkit-pembangkit tenaga listrik liar.

Aliran listrik yang dibangkitkannya, walaupun lemah, dapat menimbulkan denyut jantung tak beraturan bila lolos dari sadapan gardu pengaman. Seperti diilustrasi-kan di atas, dapat dibayangkan bagaimana berantakannya simfoni indah suatu orkestra akibat ulah pemain musik liar yang menyusup. Denyut jantung normal pada orang dewasa sewaktu beristirahat adalah enam puluh hingga seratus per menit.
Denyut jantung tak beraturan
Pada dasarnya, kelainan denyut jantung dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu: kelainan frekuensi dan kelainan irama. Sesuai judulnya, makalah ini hanya akan membahas kelainan irama jantung.

Penyebab denyut jantung tak beraturan terbanyak tidak diketahui. Namun, gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh kerusakan otot jantung akibat serangan jantung (heart infarct / heart attack), atau operasi-operasi jantung seperti pemasangan alat pacu jantung, stent dan sebagainya serta obat-obatan tertentu.

Gejala yang dirasakan pengidap antaranya berupa: denyut yang menguat dan tak beraturan dalam frekwensi tinggi, beberapa detik jantung terasa berhenti berde- nyut, dada terasa tertekan, lekas lelah dan napas pendek.

Pada umumnya, gejala-gejala tersebut berlangsung selama beberapa menit hingga jam. Faktor-faktor yang merangsang timbulnya gejala: kopi, minuman keras, merokok, dan tekanan jiwa (stress).

Denyut jantung tak beraturan dan tekanan jiwa merupakan lingkaran setan. Guna menanggulanginya, kadang-kadang dibutuhkan pertolongan dokter ahli penyakit jantung, psikolog (ahli kejiwaan) dan ahli penyakit jiwa (psychiatrist).

Gejala-gejala klinis karena aliran listrik liar pada serambi dan bilik jantung tidak dapat dibedakan. Letak gangguan hanya dapat ditentukan melalui rekaman aliran listrik jantung (ECG -Electro Cardio Graphy).

Terbanyak, denyut jantung tak beraturan timbul akibat adanya pembangkit listrik liar pada serambi jantung. Gangguan kesehatan ini dikenal sebagai Atrial Fibrillation / AFB (serambi jantung bergetar.)

PENGOBATAN dan PENCEGAHAN

Denyut jantung tak beraturan kerapkali diketahui secara kebetulan yaitu sewaktu pasien melakukan check-up tahunan.

Oleh karena pengidap dapat hidup normal, bahkan tanpa gejala dalam puluhan tahun dan angka kematian akibat komplikasi sangat rendah (sekitar satu promil), biasanya tidak diperlukan pengobatan.

Obat-obatan untuk menurunkan denyut dan mengurangi hingga menghilangkan gangguan irama jantung (Calcium dan Beta blocker) hanya diberikan kepada para pasien dengan gejala yang berlangsung berhari-hari dan menimbulkan kegelisah- an.

Bila gejala-gejala berlangsung cukup lama dan atau menimbulkan rasa seperti akan pingsan, dokter memikirkan tindakan operatif (invasive) yaitu: Cardiac Ablation atau mematikan sel-sel pembangkit listrik liar dengan pembakaran (cauterization) atau pembekuan (cryoablation).

Melalui pembuluh darah balik atau nadi pada pangkal paha, dokter memasukkan dua kateter. Ujung kateter pertama dilengkapi dengan elektroda untuk mencari lokasi pembangkit-pembangkit listrik liar.

Bila telah terlokalisir, melalui kateter kedua dilakukan pembakaran atau pembeku- an sel-sel setempat. Seperti pada katerisasi (pemasangan stent) jantung, tindakan medis ini dipandu dengan fluoroscopy. Kadang kala letak pembangkit listrik liar dekat dengan pembangkit utama listrik jantung. Dalam hal ini, kerapkali diperlu- kan pemasangan alat pacu jantung (pace maker), untuk menormalisasi denyut jantung.

Bila tidak terjadi komplikasi lama tindakan medis berkisar antara tiga hingga enam jam. Keberhasilan tindakan invasive ini cukup tinggi yaitu antara sembilan puluh hingga sembilan puluh lima persen.

Pencegahan diarahkan pada faktor-faktor perangsang timbulnya gejala. Semen- tara itu, bagi mereka yang dihantui rasa takut, diperlukan penanganan psikologis, di samping sangat dianjurkan untuk mempertebal iman keagamaan- nya.

Sumber: Surabaya Post Online (10 Desember 2018)

Oleh Dr. Poew Tjoen Tik, MPH
Purnawirawan Research Associate University of Oklahoma
– Alumni FK Unair –
berdomisili di Texas – USA