Perawatan gigi harus dilakukan secara rutin. Membiarkan kerusakan gigi, bisa berakibat pada munculnya berbagai penyakit.

Anda sering pusing-pusing? Sudah minum bermacam obat penghilang pusing yang sering diiklankan di televisi, namun belum sembuh juga? Mungkin Anda melakukan kesalahan besar.

Bukan kepala Anda yang salah, tapi gigi Anda. Kok bisa? Mungkin Anda bakal menyangkal karena Anda tidak merasa sakit gigi. Eit, tunggu dulu. Gigi yang putih belum berarti sehat loh.

Pada tahun 2006 yang lalu, seorang pelawak Indonesia meninggal dunia, karena stroke ringan dan kanker otak setelah giginya terinfeksi berat. Ternyata berdasarkan sejumlah penelitian, kelalaian terhadap kesehatan gigi bisa menyebabkan berbagai macam penyakit seperti gangguan jantung, gangguan ginjal, mata, kulit dan beberapa penyakit serius lainnya.

Hasil penelitian dr Anthony Iacopino, ahli gigi di Marquette University School of Density, yang diumumkan pada simposium National Institute of Dental and Craniofacial Research menunjukkan, penderita kerusakan gigi kronis bisa menjadi pengidap penyakit diabetes tipe 2. Gangguan akibat komplikasi tersebut memang tidak muncul secara langsung.

Artinya hal tersebut dapat timbul pada kondisi yang abnormal seperti infeksi pada gigi yang bermasalah. Karena itu, jangan remehkan kesehatan gigi Anda. “Banyak orang tidak pernah mengira bahwa penyakit lain yang mereka derita itu kemungkinan berasal dari kesehatan gigi dan mulut,” kata drg Andre D Gunawan, Spesial Orthodonti dari Semanggi Specialist Clinic, Siloam Hospitals Group.

Di ruang praktiknya yang lengkap di lantai 7 The Plaza Semanggi, Jakarta dia memaparkan bahwa kesehatan gigi itu terkait dengan fungsi pengunyahan yang bakal mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sebagai contoh adalah orang yang sering sakit kepala.

“Jarang yang mengaitkan sakit kepala dengan kesehatan gigi dan mulut. Jika gigi sakit hanya minum obat-obat pain killer, sementara penyebab utamanya tidak dihilangkan. Minum obat sembuh, tapi apakah menyembuhkan penyakitnya? Tidak. Ini hanya membuat penyakit makin terlokalisasi,” kata Andre Gunawan, SpOrt menyayangkan.

Jangan Remehkan

Karena itu, dokter yang juga pernah mengajar di Universitas Tarumanegara itu mengimbau agar masyarakat tidak meremehkan kesehatan gigi dan mulut dengan rutin melakukan general check-up ke dokter gigi. “Orang dengan gaya hidup yang tidak sehat dapat dipastikan tidak pernah ke dokter gigi. Yang biasanya terjadi adalah orang baru ke dokter gigi kalau sudah sangat sakit. Pada umumnya masalah gigi yang kerap terjadi adalah karies atau gigi berlubang.”

Namun menurut Andre Gunawan, masalah pada gigi sesungguhnya menyangkut fungsi pengunyahan secara keseluruhan. Fungsi ini terkait dengan sistem yang disebut stomato gnatic system yang terdiri dari empat unsur utama, yaitu geligi, otot pengunyahan untuk buka tutup, sistem saraf, dan sendi. Nah, kalau fungsi pengunyahan ini terganggu berarti ancaman bagi kesehatan tubuh manusia secara keseluruhan.

Salah satu yang kurang disadari adalah beban kunyah. Masalah yang sering terjadi adalah yang disebut working side only one side alias mengunyah di satu sisi saja. Andre Gunawan menjelaskan, kebiasaan ini umumnya timbul karena orang ingin menghindari sisi satunya yang tidak nyaman.

Barang kali karena gigi berlubang, sakit, gigitan tidak pas (karena ada gigi yang dicabut), sehingga otak memerintahkan untuk menghindari menggigit di daerah yang tidak nyaman. “Seharusnya kelainan yang menimbulkan rasa tidak enak tersebut diperhatikan dan dirawat supaya dapat dipakai secara normal kembali,” katanya.

Karena bila pengunyahan satu sisi terjadi pada saat pertumbuhan, bisa membuat pertumbuhan dan perkembangan rahang tidak sama, sehingga wajah bisa menjadi asimetris. Pengunyahan bukan semata-mata tugas gigi, namun gabungan dari gigi, otot pengunyahan, sendi rahang, dan persyarafan.

Bila satu sisi saja yang terus menerus dipergunakan, maka otot dan sendi rahang akan meregang melebihi keadaan normal (hiperfungsi). Kelainan lebih lanjut dapat terjadi pada otot maupun sendi rahang dengan tanda rasa sakit dan sendi rahang berbunyi “klik” saat membuka mulut (krepitasi). Gigi yang tidak dipakai untuk mengunyah akan kehilangan efek pembersihan diri (self cleansing) yang timbul dari cairan yang keluar dari saku gusi.

Gigi yang jarang dipakai akan kotor dan lama kelamaan akan timbul karang gigi. Makin lama tidak dipakai, karang gigi makin tebal dan dapat menimbulkan bau mulut, gingivitis (radang gusi), maupun periodontitis (radang jaringan penyangga gigi).

Jadi sebelum rantai kerusakan menjadi semakin parah, segera tambal gigi yang berlubang. Bila gigi sudah dicabut, Anda dapat menggantinya dengan gigi palsu untuk mengembalikan keseimbangan pengunyahan.

Karena itu, dokter yang telah bertugas sejak tahun 1976 itu mengharapkan agar masyarakat lebih peduli akan kesehatan gigi dan mulut seba-gai bagian dari fungsi pengunyahan. “Setiap individu masyarakat Indonesia kalau boleh jangan pernah kehilangan gigi,” ujarnya tegas.

Mendapatkan gigi yang sehat sebenarnya tidak terlalu sulit. Rajin membersihkan gigi secara benar dua kali sehari, terutama setelah makan akan membuat gigi awet. Selain itu, konsultasi rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali harus tetap dilakukan. Dengan cara itu gigi yang berjumlah 32 akan tetap utuh dalam kondisi yang baik.

Selain itu, Andre Gunawan, menyarankan apabila memiliki struktur gigi tidak beraturan, maka harus lebih rajin memeriksakan diri ke dokter dan melakukan upaya untuk merapikannya. Demikian juga jika gigi berlubang atau tanggal, harus segera diperiksakan ke dokter agar dapat dilakukan penanganan medis secara tuntas.

Jangan menunggu hingga muncul rasa sakit yang berlebihan karena bisa menimbulkan infeksi yang dapat memicu komplikasi. Yang lebih penting, jangan pernah menunda untuk memeriksakan gangguan gigi ke dokter, seringan apa pun.

Untuk mereka yang memiliki tra-uma akibat berobat ke dokter gigi, ada baiknya meminta saran dokter. Kalau tidak, mintalah untuk didampingi orang terdekat saat melakukan pemeriksaan kembali. Sebab gigi adalah investasi penting bagi kesehatan Anda. [SP/Stevy Widia]