Hidung atau payudara dapat diperindah dengan operasi plastik.

Masih ada sebagian masya- rakat Indonesia yang ingin memancungkan hidung atau membesarkan payudaranya, hanya dengan mendatangi “salon kecantikan”. Di salon tersebut, pasien disuntik menggunakan silikon cair, lalu hidung maupun payudara pun bisa berubah.

Padahal, sebenarnya untuk menambah massa/volume suatu organ tertentu tidak sesederhana yang dibayangkan orang, dan tidak bisa dilakukan hanya dengan cara penyuntikan. Apa pun zat yang dimasukkan untuk kebutuhan membuat suatu bentukan atau memberi massa tambahan, tetap tidak dianjurkan menggunakan cairan silikon dengan cara disuntik.

“Silikon cair mudah memakainya, tetapi banyak menimbulkan penyulit dan komplikasi. Di tingkat internasional, penggunaan silikon cair sudah dilarang sejak 1970,” kata spesialis bedah plastik, estetik dan rekonstruksi Siloam Hospitals Surabaya, Jawa Timur, dr Tjandra Purnawan, SpBP.

Penyulit dan komplikasi tersebut menurut Tjandra dapat terjadi, karena partikel silikon cair akan menumpuk di jaringan di tempat penyuntikan dan menimbulkan reaksi peradangan kronik, dan apa yang disuntikkan tidak bisa disedot lagi, karena cairan silikon berada di sela-sela antar sel.

Kulit yang mengandung cairan silikon akan berubah menjadi kaku, tidak lentur seperti biasa, penampakan dan warnanya pun berubah, dan apabila terjadi infeksi apalagi bila mengenai lapisan kulit, kulitnya akan rusak.

Penyulit dan komplikasi lainnya terjadi apabila terdapat kesalahan menyuntik dan kemudian masuk pembuluh darah, maka silikon cair akan mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh, bahkan bisa menimbulkan infark jantung, stroke serta kematian bagi pasien yang bersangkutan.

Silikon cair yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara disuntik memang akan menambah volume, tapi tidak bisa permanen, karena sifat cairan adalah mengikuti grativasi dan akan memilih yang daerah yang lebih rendah dan kendor, sehingga bisa muncul benjolan baru di tempat lain.

“Yang berwenang menyuntik pasien adalah petugas medis (dokter) yang tahu pasti anatomi tubuh dan tahu obat/cairan yang disuntikkan itu akan memberikan manfaat yang baik. Justru silikon cair biasanya disuntikkan oleh orang yang bukan tenaga medis yang sebenarnya tidak berwenang menyuntik dan silikon cair itu seharusnya juga tidak boleh digunakan lagi,” kata Tjandra.

Bedah Plastik

Silikon merupakan suatu polimer (reaksi rantai ikatan kimia) dimethyl siloxane yang memiliki ikatan stabil, sehingga tahan terhadap suhu tinggi. Silikon bisa digunakan untuk industri maupun bidang kesehatan. Di bidang industri, antara lain sebagai pelapis mesin dan pelumas, dot bayi, peralatan rumah tangga dan penambal akuarium. Di bidang medis, di antaranya untuk pelapis alat kedokteran, pengganti berbagai macam jaringan lunak, misalnya klep jantung, pengganti sendi dan sebagai implan (bahan atau alat yang ditanamkan dalam tubuh) pada payudara, hidung, dagu, maupun buah zakar.

Silikon cair sudah dilarang penggunaannya sejak 1970, karena banyak menimbulkan masalah, maka sejak tahun itu dokter spesialis bedah plastik hanya menggunakan silikon gel dan padat sampai sekarang. Silikon gel merupakan bentuk antara padat dan cair, digunakan sebagai bahan pengisi untuk implan payudara atau buah zakar.

Silikon tersebut dibungkus dengan lembaran silicon berbentuk suatu kantong. Silikon padat terdiri dari lembar silikon untuk pembungkus implan payudara, bentuk blok atau bentuk implan yang sudah jadi untuk kegunaan tertentu, misalnya untuk implan hidung dan dagu.

Jenis silikon yang digunakan untuk memperindah bentuk payudara ideal adalah silikon gel. Silikon yang sudah tercetak seperti payudara ini, dimasukkan dari ketiak, di bawah lipatan payudara atau sekitar puting.

Apabila pembedahan dilakukan di ketiak atau di bawah lipatan payudara, sensitivitas organ erotis itu masih tetap terjaga. Pasien di Siloam Hospitals Surabaya sebagian besar minta dibedah di ketiak ini. Sebaliknya jika dimasukkan melalui sekitar puting, sensitivitasnya berkurang, karena saraf di sekitar puting bisa terganggu.

Selain payudara, bedah plastik estetik bisa dilakukan antara lain untuk memancungkan/memperbaiki bentuk hidung, memperindah bibir, memperbaiki bentuk kelopak mata, mengencangkan wajah, memperbaiki bentuk tubuh lebih harmonis (sedot lemak), dll serta rekonstruksi untuk memperbaiki cacat bawaan atau di- dapat.

Dokter Tjandra berpesan, “Kalau seseorang ingin memiliki bentuk payudara, hidung, dagu, bibir, kelopak mata, wajah dan tubuh yang ideal, dianjurkan untuk melakukan konsultasi kepada ahli yang berkompeten yaitu dokter spesialis bedah plastik. Jangan tergiur dengan tawaran tindakan oleh orang yang mengaku bisa melakukan bedah plastik, padahal bukan ahlinya dan bahkan sama sekali tidak berwenang melakukannya, guna menghindari kesalahan yang fatal,” ujarnya. [PR/M-15]