Kulit tidaklah sesederhana yang diperkirakan orang. Struktur kulit secara sederhana bisa di analogi dengan kue lapis, yang terdiri dari pelbagai unsur sangat kompleks. Semua itu berperan penting untuk menjalankan fungsi masing-masing.

Kata “jerawat” pastilah sudah sangat kita kenal. Membicarakan jerawat mau tidak mau harus juga membicarakan mengenai kulit. Untuk itu sebelum berkenalan dengan jerawat, ada baiknya kita mengenal terlebih dulu kulit, dari sisi struktur maupun fungsinya.Dokter ahli kulit, Tjut Nurul Alam beberapa waktu yang lalu dalam salah satu simposium menyatakan bahwa pengetahuan tentang struktur kulit dan fungsi organ kulit seseorang adalah penting untuk merawat kulit, agar tetap terjaga keindahannya. Banyak yang belum mengetahui bahwa kulit adalah organ yang terbesar dalam tubuh seseorang. Beratnya bisa mencapai sekitar 16 persen dari berat tubuh keseluruhan.

Kulit tidak hanya menutupi permukaan tubuh manusia yang kasat mata, namun masuk ke dalam hingga saluran pencernaan (mulai dari bibir hingga dubur), saluran pernapasan (hidung, dan seterusnya) saluran kemih.

Kulit seperti Kue Lapis

Kulit tidaklah sesederhana yang diperkirakan orang. Struktur kulit secara sederhana bisa di analogi dengan kue lapis, yang terdiri dari pelbagai unsur sangat kompleks. Semua itu berperan penting untuk menjalankan fungsi masing-masing. Para ahli membagi lapisan kulit atas tiga bagian besar yaitu Epidermis, Dermis, dan Hipodermis (lihat gambar 1. Struktur Kulit).

Sel-sel kulit akan terus menerus bertumbuh dari bawah ke atas, hingga terkelupas. Jika sel-sel kulit ini tumbuh secara tepat, fungsi-fungsi sel pembentuk kulit berjalan menurut aturan dasar, dan lingkungan tidak mengiritasi kulit, kulit pun akan menjadi bagian permukaan tubuh yang halus, lentur, warna yang cerah merata sempurna, dan tidak kering ataupun berminyak.

Epidermis

Jikalau lapisan paling atas (epidermis) kita pisahkan dengan lapisan di bawahnya (dermis), bisa dilihat seperti pada gambar 2. Epidermis.

Bagian paling bawah lapisan epidermis itu adalah lapisan sel basal, yang memproduksi sel-sel epidermis. Dalam pertumbuhannya, sel basal itu akan bergerak ke atas serta berakhir dengan kematian dan mengelupas.

Waktu mandi atau membersihkan badan misalnya dengan luluran, salah satu fungsi sebenarnya adalah mengelupas sel-sel mati tersebut, sehingga tidak banyak lagi sel-sel mati yang tersisa.

Selain itu pula, sel basal juga memproduksi sel warna kulit (pigmen) yang disebut melanin. Umur sel basal itu hanya 28 hari.

Bila terjadi keterlambatan pertumbuhan sel, kulit akan menjadi kusam sebaliknya jika terlalu cepat kulit akan bersisik. Pelepasan sel kulit yang mati dapat merangsang pembentukan sel kulit yang baru dan seseorang tampak lebih cerah.

Pada wajah, hal itu sering dilakukan dengan cara di-peeling. Dalam lapisan epidermis juga dibentuk lapisan lemak pelindung yang disebut mantel asam berguna untuk melindungi kulit.

Warna dan Bercak Hitam

Yang membedakan seseorang berkulit gelap, kuning langsat maupun putih adalah kadar melanin yang dikandung dari sel-sel kulit di lapisan epidermis. Makin banyak zat melanin tersebut, makin gelaplah kulit orang tersebut. Jika terjadi produksi melanin secara tidak merata, maka akan terlihat bintik/bercak hitam. Sebaliknya jika secara tak normal kadar zat melaninnya berkurang pada tempat-tempat tertentu, akan terlihat bercak-bercak yang lebih putih dibanding dengan di sekitarnya.

Dermis

Lapisan dermis terdiri dari jala-jala seperti serat kain yang disebut kolagen dan elastin. Kandungan kedua unsur tersebutlah yang membuat kulit menjadi lentur dan elastis. Selain itu dermis juga mengandung suatu protein yang bisa menahan air dalam kulit. Air adalah unsur yang paling besar membentuk kulit (70 persen), kemudian diikuti dengan 25 persen protein dan dua persen lemak.

Pada lapisan dermis terdapat pelbagai macam kelenjar, seperti kelenjar minyak (oil gland = sebum) dan keringat (sweat gland). Lemak akan disebar merata pada permukaan kulit dan membantu kulit mempertahankan air dalam lapisan kulit, sehingga kulit tampak lebih lembut.

Hipodermis

Sebagian besar lapisan tersebut diisi oleh jaringan lemak (adipose tissue) dan pembuluh darah. Selain sebagai bantalan, fungsi jaringan lemak adalah sumber energi, memberi makan pembuluh darah di daerah itu. Kelenjar keringat (sweat gland) berasal dari lapisan itu dan mengeluarkan bahan tidak terpakai melalui proses berkeringat serta serta sebagai pengatur suhu tubuh. Keringat akan keluar jika suhu tubuh meningkat dalam usaha menurunkan (menormalkan) suhu tubuh.

Cikal Bakal Jerawat

Secara “normal”, jerawat akan dialami seseorang sejak usia 15 hingga 25 tahun. Pada masa itu terjadi perkembangan/pertumbuhan dari pelbagai organ termasuk organ seks (dan hormon-hormonnya). Juga terjadi perubahan pada lingkungan dan kebiasaannya. Kelenjar lemak menjadi aktif.

Jerawat bisa terjadi akibat tersumbatnya jalan keluar kelenjar. Hal itu merupakan akumulasi dari beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

– Secara genetika/turunan, kulit seseorang mempunyai tipe pori-pori yang kecil (halus)- Perawatan wajah yang kurang memadai sehingga lubang keluar kelenjar menjadi tertutup

– Polusi yang tinggi (kotor) sehingga menutup lubang keluar.

– Terjadi koloni kuman sehingga menyebabkan infeksi dan meradang

Menurut penelitian yang pernah dilakukan, sekitar 40 persen remaja bermasalah serius dan memerlukan penanganan dokter sehubungan dengan jerawat tersebut. Kejadian itu bisa menimpa baik lelaki maupun perempuan dengan kecenderungan pada anak laki-laki lebih banyak mengalami hal itu karena berhubungan dengan hormon.

Pengaruh Hormon

Pada perempuan hormon dibentuk terutama oleh kandung telur sedangkan laki-laki pada buah pelir. Jenis hormon yang dibentuk baik pada perempuan maupun lelaki umumnya sama, hanya saja khusus untuk perempuan persentasi hormon seperti progesteron dan estrogen lebih dominan dibanding dengan hormon androstendion dan testoteron (androgen) pada pria.

Kulit sebagai bagian dari sel-sel tubuh manusia, mau tidak mau dipengaruhi oleh hormon. Beberapa hormon yang berpengaruh -langsung maupun tidak- pada kulit adalah estrogen, progesteron, dan androgen

a. Estrogen

Hormon estrogen mempengaruhi lemak di bawah kulit, sehingga membentuk badan yang berlemak (pada wanita), pertumbuhan rambut di ketiak dan alat kelamin, serta turut memproduksi sel pigmen pada kulit. Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah di kulit serta mempertahankan struktur normalnya sehingga kulit tampak lentur.

Kulit yang kencang dan bisa menahan air juga disebabkan pengaruh estrogen pada pembentukan kolagen di kulit. Selain itu, estrogen bekerja juga sebagai anti-androgen, sehingga menahan produksi androgen berlebihan. Bila estrogen berkurang, hormon androgen relatif menjadi lebih banyak. Hal itu menyebabkan efek estrogen berkurang dan efek androgen yang relatif menonjol.

b. Progesteron

Pengaruh langsung ke jaringan kulit tidak ada. Pengaruhnya berhubungan dengan mengatur keseimbangan estrogen dan androgen dengan bekerja sebagai anti estrogen dan saling berkompetisi dengan androgen.

Dengan keseimbangan yang terjadi, maka fungsi hormon estrogen dan androgen menjadi tidak berlebihan. Efek hormon progesteron di luar jaringan kulit adalah untuk pengaturan menstruasi.

c. Androgen

Hormon androgen mempengaruhi pertumbuhan rambut melalui perangsangan pada akar rambut dan kelenjar minyak (sebun) yang terdapat di bagian atas akar rambut tersebut. Pada wanita yang mempunyai kadar androgen di atas rata-rata, akan terjadi pertumbuhan rambut kulit yang berlebihan, sekresi lemak yang berlebihan sehingga mudah terjadi jerawat.

Mekanisme Terjadinya Jerawat

Jerawat tidak disebabkan oleh satu jenis penyebab. Banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya jerawat. Produksi kelenjar sebum yang berlebihan, pori-pori yang secara genetika/keturunan berukuran kecil mempersukar pengeluaran lemak yang diproduksi kelenjar pada kulit, perawatan kulit yang tidak memadai serta infeksi adalah hal yang saling dukung mendukung menyebabkan jerawat.

Seperti diketahui produksi kelenjar sebum bisa berlebihan jika kadar androgennya tinggi. Infeksi kulit yang menyebabkan jerawat (acne) sering diakibatkan oleh Propioni bacterium acnes (P. Acnes). Lihat gambar 3.

Penanganan Jerawat

Tidak ada cara tunggal dalam penanganan jerawat. Dokter harus memeriksa terlebih dulu faktor dominan apa yang menyebabkan jerawat itu terjadi. Fungsi pengobatan jerawat adalah mengembalikan kerja kelenjar di kulit sesuai fungsi normalnya. Dengan demikian diharapkan aliran sebum bisa menjadi lancar dan tidak timbul peradangan (jerawat). Sedangkan, cara yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Membersihkan kulit secara hati-hati untuk menerima pengobatan selanjutnya

2. Menggunakan obat anti jerawat

Karena jerawat disebabkan banyak hal, kombinasi jenis pengobatan selalu diperlukan. Kombinasi yang dimaksud misalnya obat yang menekan aktivitas kelenjar sebum (supresi sebum), menghancurkan zat-zat tanduk yang bertumpuk pada lapisan epidermis (keratolitik) serta menggunakan antibiotik untuk menekan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan radang.