Kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim di antara kanker yang menyerang wanita Indonesia. Akan tetapi Kanker payudara ternyata bukan monopoli kaum wanita. Kaum pria pun bisa mengalaminya. Meski angkanya relatif kecil yakni hanya sekitar 1%. Kanker payudara pada pria harus diwaspadai sejak dini karena bisa mengakibatkan kematian sebagaimana yang terjadi pada wanita. Insiden kanker payudara pada dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan meningkat. Di Indonesia kanker payudara menduduki tempat kedua dari sepuluh terbanyak setelah kanker mulut rahim di tempat pertama

Penyebab

Dapat dicatat bahwa faktor penyebab kanker payudara sampai saat ini belum diketahui pasti, namun dapat dicatat pula bahwa penyebab itu sangat mungkin multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu:

Faktor genetika
Pengaruh hormon
Virogen atau faktor virus
Pola makan -Terutama makanan yang banyak mengandung lemak
Pengaruh radiasi didaerah dada
Biasanya penderita mengeluh adanya benjolan di payudara, rasa sakit di payudara, cairan dari putting susu, adanya eksim di sekitar areola putting susu, adanya ulserasi atau borok di daerah payudara, pembesaran kelenjar getah bening atau sekelan di daerah ketiak. Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm dalam waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan penyebaran itu berlangsung, kita tidak tahu. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui, dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker.

Umumnya wanita dengan faktor-faktor sebagai berikut memliki resiko terkena kanker payudara:

Umur lebih dari 30 tahun
Anak pertama lahir pada usia ibu lebih dari 35 tahun
Menarche atau haid pertama kurang dari umur 12 tahun
Pernah operasi tumor jinak payudara
Pernah mendapat terapi hormonal yang lama
Adanya kanker payudara pada payudara yang sebelahnya
Adanya riwayat operasi ginekologi
Adanya riwayat kanker payudara pada keluarganya
Adanya riwayat radiasi di daerah dada
Usia diatas 25 tahun yang keluarganya (Ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan satu ibu) pernah menderita kanker payudara
Tidak menikah
Menikah tetapi tidak pernah melahirkan anak
Melahirkan anak pertama setelah berusia 35 tahun
Tidak menyusui
Mengalami trauma berulang kali pada payudara
Mendapat haid pertama pada usia yang sangat muda
Mengalami radiasi sebelumnya pada payudara (pengobatan keloid)
Cenderung kelebihan berat badan
Pernah dioperasi payudara atau alat reproduksinya
Pernah mendapat obat hormonal yang lama karena mandul
Mengalami berbagai macam goncangan jiwa yang hebat dalam kehidupannya (bercerai, tidak dapat menikah, dimadu dan sebagainya)

Deteksi
Untuk mendeteksi adanya kanker payudara dapat dilakukan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri). Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia di atas 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan, usia 35–40 tahun melakukan mamografi, di atas 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli, lebih dari 50 tahun check up rutin dan mamografi setiap tahun, dan bagi wanita yang berisiko tinggi pemeriksaan dokter lebih sering dan rutin.

Pengobatan
Pengobatan kanker payudara yang disepakati oleh ahli kanker di dunia sebagai berikut: stadium I dilakukan operasi dan kemoterapi; stadium II tindakan operasi dilanjutkan dengan kemoterapi ditambah hormonal; stadium III dilakukan operasi dilanjutkan dengan kemoterapi ditambah radiasi dan hormonal; stadium IV pengobatan kemoterapi dilanjutkan dengan radiasi dan hormonal. Untuk stadium lanjut, setelah diobati harapan hidup pasien paling lama adalah empat tahun. Bagi pasien yang dalam proses pengobatan, operasi pengangkatan tumor dilakukan di seluruh bagian payudara, baik kanan atau kiri. Tidak perlu cemas akan kejanggalan bentuk tubuhnya karena saat ini sudah tersedia payudara buatan dari bahan silikon yang mirip dengan payudara asli.

Pencegahan
Tidak ada cara mencegah yang absolut, tetapi pola hidup sehat dan menghindari stres adalah salah satu sarana untuk menghambat penyebaran sel kanker dan memperpanjang usia harapan hidup. Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan terutama yang mengandung vitamin C, juga menghindari rokok dan alkohol. Usahakan untuk mengonsumsi paling sedikit 5 porsi buah-buahan atau sayuran per hari. Penelitian lain menunjukkan lemak tak jenuh tunggal seperti minyak zaitun bisa melindungi kita dari kanker payudara, sedangkan lemak jenuh seperti terdapat di dalam daging dan mentega bisa meningkatkan risiko. Mengkonsumsi steak well done (sangat matang) berisiko 4 kali lebih tinggi terkena penyakit ini dibandingkan yang lebih suka steak medium.