“ Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun “ (Q.S. Al Anfal / 8:33)

Itu adalah satu dari sekian ayat yang menunjukkan betapa pentingnya istighfar, berperan menjadi penangkal balak. Dalam hadits, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam sudah memastikan keberuntungan besar akan digenggam oleh orang yang banyak beristighfar. Beliau bersabda:

“ Keberuntungan bagi seseorang yang menjumpai banyak istighfar di lembar catatan amalannya “ (Shahihul Jami’ no. 3930)

Dari Az Zubair rahimahullaah, ia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam bersabda: “ Barangsiapa ingin agar lembar catatan amalannya menceriakannya, hendaknya ia memperbanyak istighfar di dalamnya “ (Shahihul Jami’: 10899)

Dalam hadits lain, beliau menambahkan perihal keutamaan dzikir yang satu ini. Dari Bilal bin Yasar bin Zaid rahimahullah dari ayahnya dari kakeknya, ia mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wassalam berkata:

“ Barangsiapa berkata: ‘Aku memohon ampunan kepada Allah yang tidak ada ilaah yang berhak disembah selain-Ny, al-Hayyul Qayyum dan aku bertaubat kepada-Nya’ (ASTAGHFIRULLAAHALLADZII LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUUM WA ATUUBU ILAIHI), niscaya akan diampuni. Meskipun ia melarikan diri dari medan pertempuran “

Perlu diingat bahwa istighfar yang berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu lantunan yang dibarengi dengan meninggalkan perbuatan dosa dan kesalahan, tidak malah kontinyu melakukan kesalahan demi kesalahan (ishrar). Saat itulah disebut telah terealisasikan taubat nashuha yang akan berguna dalam menghapus perilaku-perilaku yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam.

(dikutip dari Fiqhul Ad’iyah 2/275-280. Baituna edisi 04/Th. XII/1429H)