Penulis: Al Ustadz Abdurrahim

Kematian disebut juga kiamat kecil, pasti dialami oleh setiap orang.
Setiap kita tidak ada yang mengetahui kapan ajal akan menjemput. Ada diantara kita yang sedang duduk tidak bisa bangun lagi, ada yang sedang bepergian tidak pulang lagi ke rumahnya dan ada yang sedang tidur berlanjut pada tidur untuk selamanya.

Kematian yang sudah pasti itu akan menjemput kita dengan waktu yang setiap kita tidak mengetahuinya, bisa jadi sekarang atau hari ini atau minggu ini atau bulan ini, yang jelas pasti datang. Keyakinan ini akan menyadarkan kita untuk segera mempersiapkan diri menghadapinya dengan banyak bertaubat kepada Allah SWT, segera kembali kepada-Nya dan segera meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Segera sadar dan bangkit dari tidur panjang kelalaiannya selama ini.

Kematian yang dialami setiap manusia ada dua yaitu kematian yang baik (husnul khotimah) dan kematian yang buruk (suul khotimah).

Kematian yang baik atau husnul khotimah, ini adalah kematiannya hamba Allah SWT yang mukmin muttaqin maka dia akan mengalami proses kematian yang baik sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :

“Sesungguhnya setiap hamba yang mukmin apabila akan berpisah dengan dunia untuk menghadap Akhirat maka turun malaikat dari langit, wajahnya putih seperti matahari, mereka membawa kafan surga dan pewangi surga, mereka duduk sejauh pandangan mata, kemudian datang malaikat maut (pencabut
nyawa) duduk di dekat kepala hamba mukmin dan berkata :

“wahai jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dan keridhoan Allah SWT.”

Maka keluarlah ruhnya seperti keluarnya air dari mulut kendi, maka diambilnya ruh itu. Dan tidak dibiarkan walaupun sebentar di tangannya, tetapi langsung diambil malaikat pembawa kafan untuk dibungkus kafan dan pengawet surga tadi. Keluarnya ruh itu seperti hembusan misik terharum yang ada di muka bumi. Kemudian, mereka membawa naik ruh itu dan tidak melewati sekelompok malaikat kecuali mereka bertanya :

“Ruhnya siapa yang sangat baik ini ?”

Mereka menjawab : “Ruhnya fulan bin fulan” dengan menyebutkan namanya yang baik yang dinamakan dengannya di dunia. Kemudian berhenti di langit dunia dan mereka meminta untuk dibukakan pintunya maka mereka bukakan pintunya dan para malaikat ikut mengantar ruh tersebut sampai ke langit di atasnya sampai berhenti ruh itu di langit yang ke tujuh.

Maka Allah SWT berfirman :

“Tulislah catatan hamba-Ku di illiyin”.

Kemudian dikatakan : “Kembalikanlah dia ke bumi, karena sesungguhnya dari bumi (tanah) pertama Aku ciptakan mereka dan ke dalam tanah mereka dikembalikan dan dari tanah sekali lagi mereka akan dikeluarkan. Beliau bersabda : “Maka dikembalikanlah ruh itu pada jasadnya.” (HR. Nasa’I : dan lainnya dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz).

Inilah proses kematian yang baik (khusnul khotimah). Semoga kita termasuk golongan ini, amin.

Sedangkan proses kematian yang kedua adalah kematian yang buruk (suul
khotimah) yaitu kematiannya orang-orang kafir dan durhaka kepada Allah SWT –semoga Allah SWT melindungi kita darinya- adalah seperti yang dikisahkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :

“Sesungguhnya hamba yang kafir -dalam riwayat lain hamba yang fajir (banyak berbuat dosa)- ketika hendak berpisah dengan dunia untuk menghadap Akhirat turun kepadanya malaikat dari langit, mereka keras dan kasar berwajah hitam membawa gombalan kasar dari nereka, mereka duduk sejauh pandangan mata dari si hamba. Kemudian datanglah malaikat maut duduk di samping kepalanya dan berkata :

“wahai jiwa yang jelek keluarlah menuju kemurkaan dan laknat Allah SWT.”

Beliau mengatakan : “Maka ruhnya bercerai berai di dalam badannya, ditarik seperti ditariknya sebatang besi yang bercabang kiri dan kanannya dari kain yang membungkusnya. Maka terputuslah karenanya urat-urat dan sarafnya. Maka setiap malaikat antara langit dan bumi melaknatnya juga semua malaikat yang ada di langit, maka dikunci seluruh pintu langit dan setiap penjaga pintu langit berdoa kepada Allah SWT agar ruh itu tidak melewati pintu yang dijaganya. Maka diambillah ruhnya dan tidak dibiarkan di tangannya walaupun sebentar segera dimasukkan ke dalam gombal (kain jelek, red) neraka. Dan keluarnya ruh dari badannya berbau busuk seperti bau bangkai terbusuk yang ada di muka bumi. Maka ruhnya dibawa naik dan tidak melewati sekelompok malaikat kecuali mereka berkata :

“Ruhnya siapa yang jelek ini?”

Malaikat mengatakan : “Ruhnya fulan bin fulan,” dengan menyebutkan nama yang jelek yang dinamakannya di dunia, sampai berhenti di langit dunia dan meminta dibukakan pintunya, maka tidak dibukakan pintunya, dan beliau bersabda :

“Mereka tidak dibukakan pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga sampai unta masuk lubang jarum.”

Maka Allah SWT berfirman :

“Tulislah catatannya di sijjin, yaitu di bumi yang paling bawah”.

Kemudian dikatakan : “Kembalikanlah dia ke bumi. Karena Aku telah menjanjikan pada mereka, sesungguhnya dari tanah mereka diciptakan, ke dalam tanah mereka dikembalikan dan dari dalam tanah mereka akan dibangkitkan sekali lagi.”

Maka dilemparlah ruhnya dari langit dengan keras sampai kembali ke jasadnya, kemudian beliau membaca ayat :

“Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah SWT maka mereka seperti terlempar dari langit dan disambar burung atau dibawa angin ke tempat yang jauh.”

Kemudian dikembalikan ruhnya ke jasadnya.

Beliau bersabda : Sesungguhnya mereka bisa mendengar hentakan kaki saudaranya yang mengantarnya ketika mereka berpaling hendak pulang.” (HR.
Nasa’i dan lainnya dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz).

Inilah proses kematian yang jelek yang pasti dialami oleh setiap orang kafir atau banyak berbuat dosa dan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.