“Hai Orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukan sesuatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriamn kepada Allah dan Rosul-Nya dan berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.” (QS.Ash Shaff: 10-11)
Semangat berkorban, membela agama dengan harta dan jiwa dewasa ini berat dan sulit. Bagaimana tidak, untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya saja, yang di sertai dengan mematuhi perintah-perintah-Nya, sudah sedemikian malas, tanpa semangat.
Berikut ini contoh sikap berani berkorban yang dimiliki sahabat Abu Bakr r.a. yang diriwayatkan oleh Umar r.a.;
“Untuk bekal peperangan di Yarmuk (karena lagi musim panceklik), Rasulullah mengalang dana dari kami. Aku berhasrat untuk melebihi Abu Bakar, yang selalu berada di atasku dalam perbuatan baik.
Abu Bakar datang dengan sekantung besar emas dan meletakan di kaki Rosulullah dan memberikan semua hartanya, lalu Rosulullah bertanya kepada Abu Bakar “mengapa tidak engkau simpan sebagian untuk anak-anakmu?” Abu Bakar menjawab: “anak-anakku berada di bawah pemeliharaan Allah dan Rosullnya.”
Setelah peristiwa itu Abu Bakar tidak tampak bahkan tidak muncul di Masjid. Para sahabat menjawab “ia kini tidak memiliki apa-apa untuk dikenakan kecuali selembar kain yang dipakainya bersama dengan istrinya. Mereka memakainya bergantian untuk menutup aurat pada saat shalat.
Pada saat itu juga Rasulullah S.A.W. mengutus Bilal ke rumah putri beliau, Fathimah menanyakan apakah ia mempunyai selembar kain yang tidak dipakai yang dapat diberikan kepada Abu Bakar, supaya ia dapat menutupi aurat dan pergi ke masjid. Kain itu lalu di berikan kepada Abu Bakar Sebelum Abu Bakar sampai di masjid, malaikat Jibril menjumpai junjungan kita dengan mengenakan pakaian yang tidak layak seperti yang di kenakan Abu Bakar. Ketika Rosulullah menanyakan hal itu, Jibril menjawab bahwa pada hari ini semua malaikat di surga mengenakan pakaian seperti itu untuk menghormati Abu Bakar. Malaikat Jibril berkata: “Sampaikan kepadanya bahwa tuhanya mencintainya jika ia mencintai tuhanya!”
Dari cerita tersebut, banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Diantaranya terungkap, bahwa keyakinan Abu Bakar sedemikian besarnya sehingga dia berani tidak menyisahkan harta bendanya sedikitpun untuk keluarganya, bahwa berkeyakinan Allah akan menjaganya. Inilah bentuk keimanan yang sesuguhnya yang dapat dilihat dalam bentuk yang nyata. Adakah dalam diri kita untuk meneladani Sahabat Abu Bakar?
Wallahu A’lam
KOMENTAR