” Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah meeka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al-Hadiid, 57:16) Allah mengajurkan kita untuk selalu berusaha khusyu’ dalam beribadah. Khusyu’ juga merupakan salah satu tanda keberuntungan, sebagaimana firman Allah: “Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya..”(QS. Al-Mu’minin: 1-2)
Khusyu’ dalam shalat berarti tunduknya hati ketika sedang melaksanakan shalat, yaitu saat dimana hati badan dan pikiran sedang menhadap Allah, Zat yang mampu untuk berbuat sesuatu.
Setiap orang bisa merasakan kekhusu’an dalam shalatnya, cuma tingkat kekhusyu’annya yang tidak sama dan selalu berubah-rubah. Walaupun demikian kita harus tetap berusaha untuk selalu khusyu’ dalam shalat. Secara sederhana, usaha mengerjakan shalat dengan khusyu dapat dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut:

  1. Mengingat Allah semata dan membuang segala pikiran diluar shalat. karena terbatasnya kemampuan akal untuk membayangkan Dzat Allah, maka yang sebaiknya diingat adalah Kebesaran, Kemuliaan, Kekuasaan, dan Sifat-sifat Allah yang lainya
  2. merasakan benar bahwa kita sedang menghadap Allah dan setip gerak gerik kita tidak lepas dari pengawasan Dzat yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui.
  3. Memahami apa yang dibaca dalam shalat. Hal ini dapat membantu kita untuk memusatkan pikiran dan konsentrasi sehingga hati benar-benar merasa berhadapan dengan Allah.
  4. Berusaha menghilangkan keinginan dan pikiran-pikiran terhadap urusn duniawi ketika shalat, karena hal ini merupakan penyebab utama ketidak Khusyu’an hati.

Rasulullah SAW bersabda, “Sembahlah Allah seakan-akan kalian melihat-Nya, dan anggaplah engkau akan mati esok…” (HR. Thabrani).
Wallahu A’lam