Pentingnya Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Suatu hari ‘Umar menjelaskan kepada para shahabatnya mengenai betapa pentingnya amar ma’ruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi munkar (mencegah dari kemungkaran) dalam kehidupan masyarakat. Dia berkisah lewat tamsil berikut ini:

“Sekelompok orang naik perahu mengarungi lautan. Sesuai kesepakatan dan andil masing-masing, setiap orang mendapatkan tempat sendiri-sendiri dalam perahu itu.

Tiba-tiba salah seorang di antara mereka ada yang sengaja mau merusak kapling yang menjadi bagiannya. Dia merasa merdeka berbuat apa saja terhadap kapling yang sudah menjadi miliknya. Kapak di tangannya siap diayunkan untuk menghantam bagian perahu yang menjadi kaplingnya itu.

Bagaimana sikap teman-temannya menyaksikan hal tersebut ?. Mungkin ada yang acuh tak acuh, ‘Biarkan saja, toh itu kaplingnya dia sendiri’. Mungkin ada yang berusaha bertanya atau menegur mengapa dia berbuat demikian. Mungkin ada pula yang langsung memegang tangan orang yang bersangkutan, dan berusaha merebut kapak yang akan digunakan untuk merusak perahu. Namun yang jelas, apabila semuanya diam, membiarkan orang itu merusak kapling bagiannya, bukan dia sendiri yang terancam bahaya perahunya akan tenggelam, melainkan seluruh penumpang juga akan terancam (tenggelam)”.

Demikian ‘Umar menutup ceritanya.

Teladan Sang Khalifah
Dari Celah-Celah Kehidupan ‘Umar bin Khaththab