SEORANG teman yang menderita stroke, tiba-tiba mengidap diabetes mellitus (penyakit gula). Sebaliknya, seorang teman yang menderita diabetes tiba-tiba mengalami stroke.
Apakah kedua penyakit ini memang memiliki korelasi positif? Jawabannya sebenarnya bisa kita temukan dari berbagai sumber, tetapi makin dikuatkan saat mengikuti seminar di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Prof Dr Teguh AA Ranakusuma SpS(K), guru besar Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran UI, komplikasi dan keluhan yang menyertai diabetes mellitus umumnya bersifat akut atau kronis.
Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seseorang meningkat / menurun dengan tajam dalam waktu singkat. Kadar glukosa darah bisa menurun drastis jika penderita juga menjalani diet terlalu ketat.
”Perubahan yang besar dan mendadak dapat berakibat fatal,” ujarnya dalam seminar kesehatan Mengapa Penyakit Diabetes Dapat Menyebabkan Stroke, beberapa waktu lalu.
Komplikasi Akut
Ada jenis komplikasi akut yang perlu diwaspadai. Pertama, hipoglikemia, yaitu kondisi di mana kadar glukosa darah seseorang di bawah normal. Gejala ini ditandai dengan munculnya rasa lapar, gemetar, mengeluarkan keringat, berdebar-debar, pusing, dan gelisah. Dalam keadaan parah, dan penderita bisa mengalami koma.
Kedua, ketoasidosis diabetic (koma diabetic), yaitu kondisi di mana tubuh sangat kekurangan insulin dan bersifat mendadak akibat infeksi, lupa suntik insulin, pola makan terlalu bebas, atau stres.
Ketiga, koma hiperosmoler nonketotik, yaitu keadaan tubuh tanpa penimbunan lemak yang menyebabkan pernapasan penderita cepat dan dalam. Ini bisa disebabkan dehidrasi berat, shock, dan hipotensi.
Keempat, koma laktoasidosis, yaitu keadaan tubuh dengan asam laktat yang tidak dapat diubah menjadi bikarbonat. Aki-batnya, kadar asam laktat dalam darah meningkat dan orang tersebut bisa mengalami koma.
Komplikasi Kronis
Komplikasi kronis adalah kelainan pembuluh darah yang bisa menyebabkan serangan jantung, gangguan fungsi ginjal, dan gangguan saraf.
Komplikasi ini sering dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang mengalami kelainan, se-perti kelainan di bagian mata, mulut, jantung, urogenital, saraf, dan kulit, atau biasa disebut stroke.
Hingga kini, penderita stroke di Indonesia menempati urutan ke empat di dunia, setelah India, China dan AS.
Penyakit diabetes merupakan faktor risiko mayor untuk terkena stroke, di mana diabetes dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak serta dapat menimbulkan kematian pada sel atau jaringan otak (infark subkortikal).
”Penyakit diabetes mellitus dapat meningkatkan jumlah radikal bebas dalam darah, yang kemudian berdampak pada terjadinya stress oxidative,” kata Prof Teguh.
Stres jenis ini merupakan faktor risiko akibat terjadinya pengerasan/penebalan pembuluh darah. Pembuluh darah yang mengeras dan menebal akan menghambat laju peredaran darah, bahkan menyumbat aliran darah. Jika sumbatan itu terjadi pada pembuluh darah di otak, tentu akan berpotensi menyebabkan stroke.
Memang, penderita hipertensi pun memiliki peluang tinggi untuk mendapatkan serangan stroke.
Hanya saja, penderita diabetes memiliki resiko tiga kali lebih besar mendapatkan serangan stroke daripada penderita hipertensi. (Sriyati-32)
KOMENTAR