Nasruddin baru saja datang dari pasar dan membawa lidah kambing. Dia menyuruh istrinya memasaknya untuk santap malam. Namun, sore hari di meja makan, ia melihat hanya ada kue. Ia diam saja.

Esoknya, Nasruddin bertanya kepada istrinya.

”Kemarin aku membawa lidah kambing. Aku suruh kamu memasaknya untuk santap malam. Tapi, nyatanya aku tidak kebagian. Kamu bawa ke mana ia?”

”Dimakan kucing,” jawab sang istri.

Nasruddin tidak mau mendengar kelanjutan omongan istrinya. Buru-buru ia bangkit dan mengambil kapak yang tergantung di sudut ruangan, kemudian menyembunyikannya ke dalam sebuah peti dan menguncinya.

”Kamu sembunyikan dari siapa kapak itu?” tanya istrinya.

”Dari kucing,” jawab Nasruddin.

”Memangnya apa yang akan dilakukan kucing terhadap kapak,” tanya istrinya heran.

”Lidah kambing seharga dua qurusy (nilai mata uang) saja diambil, apalagi kapak yang seharga empat puluh qurusy,” jawab Nasruddin.