Jika pada suatu ketika Anda sedang berjalan dan persendian pada jari-jari kaki atau sendi kaki suka mengeluarkan bunyi gemeretuk merupakan pertanda bahwa seseorang menderita pengapuran pada sendi atau osteoartritis. Berbeda dengan osteoporosis atau pengeroposan pada tulang.

Osteoartritis juga dikenal dengan nama osteoartrosis, yaitu melemahnya tulang rawan pada persendian yang dapat terjadi di engsel mana pun di sekujur tubuh. Persendian pada lutut merupakan sendi dengan beban kerja yang cukup berat.

Saat berdiri tegak, sendi itu dalam posisi mengunci agar posisi tubuh stabil. Sedangkan saat berjalan, sendi ini berperan laiknya engsel, sehingga gerakan kaki menjadi fleksibel.
Saat kita berlari, atau berolahraga, sendi harus dapat menahan beban putaran dan daya saat kaki menekuk, melompat, atau berlari.

Hal itu menunjukkan bahwa sendi lutut memegang peranan penting dalam setiap posisi atau gerakan tubuh.

Kurnialani Salim (51) misalnya, diketahui menderita osteoartritis. Setiap kali hendak berdiri setelah duduk lama, ia merasa nyeri pada bagian lutut.

Kadang lututnya berbunyi seperti mau patah. “Kalau pergi ke mal bersama anak, saya lebih banyak duduk. Soalnya, kaki tidak kuat kalau jalan jauh,” ujar perempuan yang memimpin dua kantor cabang Bank Haga Jakarta ini.

Perjalanan Usia

Dalam sendi lutut, dalam buku ensiklopedi kedokteran Indonesia disebutkan terdapat tiga komponen tulang. Ujung tulang paha (femur), tulang tungkai bawah (tibia), dan tulang lutut (patella).

Pada bagian ujung dari tulang, terdapat komponen yang disebut dengan tulang rawan. Tulang rawan berperan melapisi ujung tulang di persendian.

Dengan adanya tulang rawan, ketiga tulang tersebut bertemu, namun tidak terjadi gesekan, dan gerakan sendi menjadi mulus.

“Sesuai perjalanan usia, pada orang tua akan terjadi kerusakan pada tulang rawan (kartilago) sendi. Selain faktor usia, ada juga faktor lain yang dapat mempercepat proses kerusakan. Misalnya saja infeksi, trauma, aktivitas yang tinggi, atau berat badan berlebih,” ujar Dokter spesialis tulang (orthopedik) RS Siaga, dr Lukman Shebubakar.

Kerusakan pada tulang rawan mengakibatkan gerakan tidak lagi mulus. Ujung-ujung tulang bertemu dan bergesekan satu sama lain. Kerusakan tulang rawan merangsang pertumbuhan tulang baru di dalam sendi, dikenal dengan osteofit.

Perlu diketahui bahwa selama ini ada di kalangan awam yang salah mengartikan pengapuran dengan osteoporosis. Osteoporosis merupakan pengeroposan tulang, sedangkan osteartritis adalah kerusakan pada tulang rawan sendi (kartilago).
Pemeriksaan

Untuk menentukan ada tidaknya pengapuran pada sendi, selain melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang. Misalnya saja melakukan foto rontgen.

Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui kondisi sendi lutut dan memperkirakan derajat kerusakan. Jika dicurigai adanya masalah pada jaringan lunak, semisal pada ligamen (urat) atau pada tendon di daerah sendi lutut, akan dilakukan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Pemeriksaan itu dapat menemukan adanya robekan, atau penyakit lain, pada jaringan lunak di daerah lutut semisal otot, tendon, atau ligamen. Penyebab kerusakan beragam di antaranya trauma atau infeksi. Tentang pengobatan, dr Lukman menyebutkan ada beberapa lini terapi yang digunakan untuk mengatasi pengapuran pada sendi lutut.

Tahap awal biasanya diberikan obat penghilang rasa nyeri. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS), seminal asam mefenamat, ibuprofen, piroksikam dapat digunakan.
Efek samping obat jenis ini, terjadi gangguan lambung.

“Selain itu, dapat diberikan antinyeri yang dioleskan langsung ke kulit. Berbentuk jel atau spray disemprotkan langsung di daerah kulit sekitar lutut,” katanya.

Jenis AINS yang terbaru dikenal dengan COX-2 inhibitor. Efek samping obat ini terhadap saluran pencernaan lebih kecil dibanding dengan obat AINS biasa. Belakangan diketahui bahwa obat ini menimbulkan risiko jantung dan stroke, sehingga penggunaanya pada penderita yang memiliki serangan jantung atau stroke perlu diwaspadai.

Jika pengobatan kurang mendapatkan hasil, dianjurkan bagi penderita untuk melakukan fisioterapi. Latihan dapat dilakukan dengan bantuan ahli fisioterapi, untuk mendapatkan gerak yang normal pada lutut, dan menghilangkan nyeri. Latihan yang dapat meningkatkan kemampuan otot di sekitar lutut, sehingga lebih stabil dan posisi tubuh seimbang.

Terapi lain adalah dengan menyuntikkan langsung obat ke sendi lutut untuk menghilangkan rasa nyeri. Efek terapi dapat bertahan hingga beberapa bulan.

“Selain operasi, terdapat cara penyembuhan lain, yaitu dengan fisioterapi, atau program latihan lain. Selain itu, dukungan psikososial sangat perlu, bahkan dengan cara yang sederhana, yaitu dengan cara mengonsumsi vitamin glukosomin, atau dengan olahraga yang tepat,” ujarnya.

Selain itu, pentingnya seseorang mempertimbangkan kegiatan dengan kekuatan sendi yang sesuai dengan umur.

“Untuk orang yang mengalami obesitas atau kegemukan, maka makanan yang dikonsumsi harus dijaga karena orang yang obesitas cenderung terkena penyakit ini,” terangnya. [SP/Eko B Harsono]