Beberapa orang pembual duduk mengobrol di sebuah majlis. Mereka membincangkan cerita-cerita bohong. Nashruddin duduk diam di pojok sambil mendengarkan bualan-bualan mereka.
Menjelang akhir pertemuan, salah seorang di antara mereka menoleh pada Nashruddin dan berkata padanya dengan maksud bergurau. ”Hai, mengapa kamu sedari tadi hanya diam saja dan tidak berbicara?” Sebenarnya, Nashruddin sudah jenuh berdiam diri cukup lama, lalu berkata, ”Apa yang kau katakan? Sejak tadi aku telah membuka mulutku dan hampir saja robek …”