ISTIMEWA
Masa menopause sebagai peristiwa alami tak perlu ditakutkan tetapi perlu disiasati oleh wanita sehingga lebih siap mental menghadapinya.
Masa menopause bagi sebagian wanita menjadi masa yang menakutkan. Sebab masa tersebut dipercaya wanita akan menjadi tua dan tidak lagi produktif. Namun belakangan banyak terapi dan kegiatan yang dapat membantu mengembalikan kepercayaan diri dan menghadapi masa menopause itu dengan nyaman.
Menopause itu sendiri menurut dr Adhitya Indrapraja Sp OG M Kes, Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan dari Siloam Hospitals Lippo Cikarang, baru-baru ini, adalah perdarahan haid terakhir. Namun lebih tepat dikatakan adalah klimakterium atau masa peralihan pre menopause sampai pasca menopause.
Wanita yang masuk masa menopause itu berarti dia sudah tidak subur, artinya sel-sel indung telurnya sudah tidak maksimal fungsinya untuk menghasilkan hormon estrogen. Wanita bisa dikatakan memasuki masa menopause bila sudah setahun tidak mendapatkan haid. Setelah diperiksa oleh dokter, hormon estrogennya rendah sekali dan hormon FSH ternyata tinggi.
Wanita yang akan masuk masa tersebut biasanya diiringi dengan keluhan vasomotorik seperti munculnya rasa semburan panas (hot fluhes) dari dalam dada merambat dari leher sampai ke kepala. Keluhan lain adalah munculnya keringat dingin, sakit kepala, jantung berdebar-debar dan perasaan tidak nyaman.
Di samping itu, ada juga keluhan psikologis seperti rasa cemas yang berlebihan, depresi, takut, merasa tidak berguna lagi buat suami, susah tidur dan gangguan libido atau keinginan seksualnya menurun. Usia wanita yang masuk masa tersebut memang bervariasi, antara 48 tahun sampai 51 tahun.
Berikutnya keluhan fisik yang terjadi pada bagian kewanitaan seperti sering keputihan, vagina kering dan suka nyeri saat buang air kecil. Lalu terjadinya osteoporosis atau kerapuhan tulang. Sebab wanita yang menopause ini tulangnya cenderung lebih rapuh, sehingga bisa terjadi patah tulang spontan pada tulang-tulang besar. Keluhan lainnya kalau duduk sakit dan bila jalan cepat pegal. Kecenderungan penyakit jantung juga akan meningkat dan terbuka kemungkinan terkena serangan jantung atau stroke.
Upaya untuk menghadapi masa menoupose tersebut, wanita itu sendiri harus menyadari betul bahwa peristiwa ini adalah alamiah. “Tidak perlu ditakutkan, tapi perlu dipelajari untuk menyiasatinya. Kalau sudah tahu akan gejala-gejalanya, si wanita akan lebih siap menghadapinya dan jadi lebih bijaksana,” kata Adhithya.
Terapi yang bisa dilakukan adalah terapi sulih hormon atau terapi hormonal pengganti. Prinsipnya adalah pemberian hormon estrogen dari luar. Namun untuk melakukannya harus ada syarat tertentu yang harus dipenuhi seperti tidak ada riwayat menderita kanker, baik itu kanker payudara atau rahim atau kanker lainnya. Sebab kalau ada riwayatnya, pemberian terapi hormon ini akan mengaktifkan kembali sel kanker tersebut.
Ssebab itu, harus dilakukan pap smear dan USG payudara untuk mengetahui apakah ada bakat tumor. Bila hal tersebut sudah dipenuhi dan dinyatakan negatif, maka terapi tersebut bisa dilakukan dengan cara memakan obat hormon dengan dosis tertentu. Lalu dapat pula dengan menggunakan koyo yang ditempel di bagian tubuh atau hormon estrogen yang disemprotkan di hidung.
Jika muncul keluhan vagina kering, maka bisa memakai gel. Untuk kulit yang keriput juga akan bertambah segar. Sekarang ini obat-obat sulih hormon ada yang sifatnya alamiah yang terdapat dari tumbuhan atau fito estrogen. Ini ada pada kedelai, kacang merah, kacang hijau, tahu dan tempe. [ARS/W-5]
KOMENTAR