Minum teh bukanlah hal baru bagi orang Indonesia. Di setiap rumah pasti menyediakan teh sebagai sajian keseharian. Belakangan, minum teh bukan lagi sekadar ngeteh, melainkan menjadi bagian dari gaya hidup. Apalagi teh semakin dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan, seperti antioksidan, dapat menurunkan berat badan, antikanker, mengurangi kadar kolesterol dalam darah, bahkan belakangan penelitian menemukan bahwa teh menyediakan manfaat yang besar buat kesehatan kardiovaskular.

Seperti apa rasa teh yang enak? Sulit untuk memberi jawaban yang pasti, ini soalnya menyangkut selera. Hanya saja, yang sedang populer adalah teh hijau. Sesungguhnya, teh jenis ini bukan karena berasal dari daun teh segar, melainkan karena dalam proses produksinya tidak mengalami fermentasi seperti halnya teh hitam. Seiring dengan meningkatnya tren teh hijau, beberapa perusahaan teh mencoba menanam varian sinensis dengan klon Yabukita untuk tujuan pasar Belanda. Contoh perusahaan teh yang melakukan hal ini adalah Malino yang melakukan kultivasi di dataran tinggi Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Kemasan teh Malino sangat sederhana, namun banyak pencinta teh yang mengakui keunggulan teh ini. Bambang Laresolo, dari komunitas penikmat teh, menyatakan teh hijau asal Sulawesi menjadi teh hijau Indonesia terbaik.

“Untuk saat ini, teh hijau Malino masih mendapatkan peringkat pertama untuk jajaran teh hijau Indonesia di lidah saya. Sebagian teh hijau Indonesia lainnya yang saya coba memiliki kelemahan di rasa getir atau sepat yang sangat. Rasa sepat yang khas dari teh hitam dengan varian assamica,” kata Bambang yang ditemui belum lama ini.

Dari kualitas daun, teh hijau asal Gowa ini memiliki bentuk daun lurus panjang, dengan warna hijau tua, khas dari teh sencha Jepang. Air seduhan teh hijau Malino berwarna hijau bening dengan aroma rumput laut. Ada teknik tersendiri dalam menyajikan teh hijau Malino untuk mendapat rasa dan aroma yang sesungguhnya. Pertama tuangkan air mendidih 100 derajat Celsius ke dalam cangkir-cangkir teh untuk menghangatkannya sekaligus sebagai ukuran jumlah air yang diperlukan dalam menyajikan teh. Lalu tuangkan dua sendok teh hijau (atau sekitar 6-7 gram) ke dalam teko yang akan digunakan. Biasanya, teko berukuran 250 cc atau setara dengan lima cangkir.

Setelah itu, segera tuangkan air yang ada dalam cangkir-cangkir tadi ke dalam teko. Pada saat itu suhu air panas sudah turun menjadi sekitar 80 derajat Celsius. Tutup kembali teko dan tunggu sekitar dua menit. Untuk mendapatkan seduhan teh yang prima, tuangkan teh sedikit demi sedikit ke setiap cangkir secara bergiliran, kemudian ulangi lagi sehingga cangkir teh penuh dan seluruh teh ada di dalam teko habis. Hal ini untuk mendapatkan citarasa teh hijau Malino yang sama pada setiap cangkir. Selain teh hijau, Malino juga punya produk teh hitam. Hanya memang produk ini belum banyak tersedia di pasaran karena memang untuk pasar ekspor.

Menurut dr Dede Kusmana dokter spesialis kardiologi dan vascular dari Universitas Indonesia, manfaat minum teh sama baiknya dengan minum air putih biasa. Hal itu terutama berkat adanya substansi yang terkandung dalam teh. Seperti kandungan catechin dalam teh hijau dapat mengikis lemak tubuh, terutama lemak-lemak bagian dalam. Sedangkan, kandungan flavonoid dalam teh bermanfaat besar untuk kesehatan kardiovaskular dengan memperbaiki fungsi endotehlial. Teh juga memiliki efek signifikan pada gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap kanker pada beberapa orang. Pengujian klinis pada manusia yang dilakukan belakangan ini menunjukkan bagaimana kandungan bioaktif pada teh dapat membantu sel memperbaiki diri dari serangan di sekelilingnya.

“Selama ini tidak diketahui dampak buruk mengkonsumsi teh, tidak alasan untuk tidak meminumnya karena teh bermanfaat untuk kesehatan. Hanya saja, jangan minum teh lebih dari 12 menit setelah diseduh, karena khasiatnya akan berkurang dan Anda hanya minum air rasa teh bukan khasiatnya,” pesan Dede. [W-10]