SP/YC Kurniantoro

Seorang pelanggan memilih lauk di warung nasi jamblang di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (16/9). Nasi jamblang merupakan salah satu masakan khas Cirebon, pelanggan dapat memilih sendiri lauk yang beraneka ragam dengan nasi hangat yang dibungkus daun jati.

SP/YC Kurniantoro

Pengunjung memilih makanan oleh-oleh di Tegal, Jawa Tengah, Rabu (17/9). Berbagai makanan khas dan oleh-oleh lainnya dapat ditemui di pusat kota, termasuk di SPBU Muri yang cukup terkenal karena memiliki 67 toilet dan bersih.

Lebaran sudah dekat. Itu, artinya … mudik! Kalimat itu mudah ditemui belakangan ini, termasuk di lembar panduan mudik yang dibagikan sebuah operator seluler. Acara mudik menjadi rutinitas tahunan yang menyenangkan, demi menjalin silaturahmi dengan orangtua dan sanak keluarga yang terpisah jarak.

Mudik memang sudah menjadi acara ritual tahunan bagi sebagian warga Jabodetabek. Walau harus menempuh perjalanan panjang, entah ke Jawa Tengah, Jawa Timur, atau Madura, mudik dengan kendaraan pribadi bisa menjadi acara yang menyenangkan jika dilakukan dalam waktu yang cukup. Tak jauh berbeda dengan perjalanan wisata saja. Apalagi, belakangan ini, berbagai perusahaan memanfaatkan masa-masa mudik untuk membuka posko layanan. Sekaligus mencari celah berpromosi, tentu saja.

Cirebon

Cirebon adalah kota persinggahan pertama jika menempuh perjalanan melalui Jalur Pantura. Kota Cirebon ditempuh empat jam dengan kendaraan pribadi, dalam perjalanan yang santai. Sebagai kota tujuan wisata di Jawa Barat, Kota Cirebon menyimpan banyak pesona, mulai dari wisata sejarah, wisata belanja, hingga wisata kuliner.

Jika ingin bersantap, tinggal memilih menu khas Cirebon, seperti nasi jamblang, empal gentong, nasi lengko, mi koclok, atau tahu gejrot. Nasi jamblang bisa ditemukan di beberapa tempat, seperti Warung Sega Jamblang Mang Doel di Jalan Cipto Mangunkusumo, Warung Sega Jamblang Hj Soemarni di Jalan Yos Sudarso, Tenda Sega Jamblang di Jalan Tentara Pelajar, yang beberapa di antaranya buka 24 jam.

Bila ingin mencoba makanan lainnya yang cukup unik, cobalah ke pasar tradisional. Di tempat itu biasanya ada penjual lontong docang, yakni lontong yang disajikan dengan daun singkong, taoge, kelapa parut (seperti serundeng), dengan kuah oncom.

Makanan-makanan lainnya yang layak dicoba di antaranya ayam sindang, ayam goreng di kawasan Pujagalana (dekat Pasar Kanoman), Ayam Bakar Alas Demang (dulu Ayam Pagongan), Restoran Maxim’s Chinese Food, ayam goreng di seberang Restoran Maxim’s.

Jika ingin berburu penganan untuk bekal di jalan, kue-kue basah tradisional di Pasar Kanoman, Pasar Pagi, pusat oleh-oleh khas Cirebon, dan martabak Pak Udin yang terletak tidak jauh dari Bioskop Abadi (di seberang Pasar Swalayan Hero), juga pusat manisan Sinta di dekat Pasar Kanoman, patut disambangi. Puas berwisata kuliner, tak ada salahnya mengunjungi salah satu dari keraton-keraton di Cirebon, di antaranya Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Pilihan lain, menuju kawasan kota yang dipenuhi gedung-gedung tua, untuk sejenak mengambil gambar.

Tegal

Tempat persinggahan berikut di Jalur Pantura adalah Kota Tegal. Tempat yang paling menarik disinggahi adalah Lebaksiu, yang dikenal sebagai asal mula berkembangnya pedagang martabak telur dan martabak manis. Kisahnya dimulai pada tahun 1930, ketika seorang pemuda Tegal berkawan karib dengan seorang India di Kota Semarang. Sejak itulah, martabak mulai dibuat dan dimodifikasi rasanya sehingga pas dengan lidah orang Indonesia. Keterampilan membuat martabak telur juga dibarengi membuat martabak manis, dan selanjutnya kemampuan ini berkembang hingga ke seluruh Nusantara.

Selain teh poci dan satai kambing balibul (bayi lima bulan), kuliner Kota Tegal juga kondang dengan warung nasinya yang acap disebut warung tegal (warteg). Warung ini menyediakan aneka lauk dan sayur yang khas, dan selalu ada di warteg mana pun. Sebut saja lauk “wajib” seperti sambal goreng kentang, oseng/orek tempe, mi atau bihun goreng, tumis kangkung, opor ayam, semur, dan tahu serta tempe goreng.

Di Tegal juga bisa ditemui penganan tahu slawi, yakni tahu yang diisi adonan ikan seperti otak-otak atau somay. Menu lainnya yang bisa ditemui adalah nasi bogana. Nasi bogana adalah nasi putih yang dihidangkan dengan orek tempe, serundeng, empal daging, sambal goreng kentang, dan telur pindang.

Melewati Kota Tegal, beberapa tempat memang biasa dikunjungi pada saat liburan seperti Lebaran. Di antaranya pemandian air panas Guci Tegal. Di tempat itu, Anda bisa memuaskan diri menikmati satai kambing balibul, gule, tongseng kambing, teh poci, dan mendoan. Selain Guci, objek wisata lain di Tegal adalah Pantai Alam Indah dan Bendungan Waduk Cacaban.

Pekalongan

Kota selepas Tegal yang pantas disambangi adalah Brebes, yang terkenal dengan industri telur asinnya. Produk telur asin bisa ditemui ketika melewati jalan utama kota tersebut. Selain itu, Kota Brebes juga terkenal dengan hasil usaha tani bawang merah. Jadi, jangan lupa berbelanja telur asin dan bawang merah ketika melewati Brebes.

Pekalongan dikenal sebagai kota batik. Kota ini layak disambangi jika ingin berburu batik untuk oleh-oleh. Geliat batik mulai terlihat, dengan banyaknya perajin yang mempromosikan barang kerajinan tersebut dengan baliho-baliho besar di pinggir jalan.

Makanan khas Pekalongan, taoto pekalongan, patut dicicipi. Taoto pekalongan adalah soto daging yang berkuah dengan bumbu tauco, yang disantap dengan lontong.

Tak jauh dari Kota Pekalongan, ada kota kecil bernama Weleri. Weleri memiliki penganan khas, yakni kerupuk tanah, kerupuk berwarna ungu gelap yang konon bahan bakunya dan lapisan tanah tertentu yang diolah bersama tepung sagu. Saat digoreng, kerupuk ini berwarna abu-abu keunguan, dan agar terasa lebih gurih, kita harus memercikinya dengan air garam dan bawang putih. Pasar tradisional adalah tempat yang tepat untuk berburu kerupuk tanah.

flickr.comLumpia Semarang.

photobucket.comNasi Gandul.

Semarang

Pilihan sangat beragam jika perjalanan sampai di Kota Semarang. Selain menyambangi beberapa objek wisata seperti Kelenteng Sam Po Kong, wisata bangunan tua, seperti Gereja Blenduk, dan Lawang Sewu, sayang jika melewatkan sajian kulinernya yang khas, seperti lumpia, aneka masakan bandeng presto, dan tahu gimbal. Bagi pemudik yang berusia setengah baya, restoran legendaris Toko Oen, yang menyajikan menu Belanda dan Jawa, adalah pilihan tepat untuk bernostalgia.

Kudus

Bagaimana dengan Kota Kudus? Selain dikenal sebagai kota jenang (sejenis dodol) dan rokok, Kudus juga dikenal sebagai kota makam para wali.

Ingin mencicip menu khasnya? Mencari penjual lentog patut dimasukkan dalam urutan pertama. Lentog seperti lodeh, tetapi lebih kental dan lebih gurih. Lentog dihidangkan dengan cara disiramkan pada irisan lontong di piring beralas daun pisang. Lauk peneman makan lentog adalah satai telur puyuh dan kerupuk.

Perburuan lentog bisa dilakukan di Desa Tanjung Karang, di dekat Terminal Bus Kota Kudus. Penjual lentog menggelar dagangannya di tenda-tenda di tengah sawah, karena konsep menyantapnya memang sambil menatap pemandangan sawah. Sayangnya, lentog hanya bisa disantap pagi-pagi, di bawah pukul 10.00.

Selain lentog, menu khas Kudus lainnya adalah satai kerbau, yang disajikan dengan bumbu dari kacang kedelai hitam sehingga penampilannya hitam. Daging kerbau yang bertekstur kasar tapi empuk, mampu membuat ketagihan siapa pun yang menyantapnya. Perburuan satai kerbau bisa dilakukan di kawasan Gang Empat. Jika berkeinginan mencari penganan untuk bekal di jalan, Toko Idjo yang terletak di pusat jajan dekat kantor bupati adalah pilihan yang tepat. Di tempat itu, Anda bisa menikmati roti dan kue yang dibuat dengan cara-cara yang tak berbeda dengan zaman dulu.

Pati

Pati dan Jepara, tak jauh letaknya dari Kudus. Sembari lewat, di Kota Pati bisa mencicipi nasi gandul, yakni nasi yang dibungkus daun jati atau daun pisang, diikat bergantungan di angkringan penjualnya. Nasi gandul disajikan dengan diguyur kuah santan berbumbu seperti gulai, dengan irisan daging sapi atau jeroan sapi, yang digunting-gunting.

Jika masih mempunyai waktu berlebih, tak ada salahnya mampir ke Kota Jepara. Di tempat kelahiran RA Kartini ini, banyak objek wisata bersejarah yang patut dikunjungi.

Rembang

Rembang adalah salah satu kota yang menyimpan kekayaan kuliner. Sebut saja sate serepeh, mangut ikan laut segar, pindang tempe, sayur merica, petis bumbon, lontong tuyuhan, dumbeg, jenang waluh, jadah, kaoya dudul, kerupuk bakar, gula semut, terasi petis bonang, dan kacang atom.

Sate sarepeh adalah satai ayam kampung dengan bumbu cabai merah, gula merah, santan, dan garam. Satai ini disajikan dengan lontong. Pindang tempe, mangut ikan laut, sayur merica, dan petis bumbon, adalah menu sehari-hari masyarakat Rembang.

Satu kekayaan kuliner yang patut dicoba adalah lontong tuyuhan. Perburuan bisa dilakukan di Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, di sepanjang pinggir jalan dengan pemandangan sawah-sawah yang menghijau, pada sore hari. Lontong tuyuhan adalah lontong dengan opor ayam kampung pedas. Makanan ini tidak pernah atau jarang dibuat ibu-ibu rumah tangga. Penjual akan menyediakan air putih yang ditempatkan di kendi.

Dumbeg, jenang waluh, dan jadah, adalah penganan yang bisa dibeli untuk buah tangan. Penganan itu bisa diperoleh di wilayah Kecamatan Pancur.

www.tuban.eastjava.com

Pemandian alam Bektiharjo, Tuban.

Tuban

Tuban, kota bersejarah di pantai utara Jawa Timur, tak kalah menarik dijelajahi jika masih punya waktu berlebih sebelum sampai tujuan akhir di Surabaya. Batik gedog, salah satu produk unggulan Tuban, adalah oleh-oleh yang pantas diburu. Batik gedog bisa diperoleh di sentra industri di Desa Margorejo, Kecamatan Kerek, sekitar 35 kilometer arah barat pusat kota.

Kota Tuban juga menyimpan kekayaan menu makanan khas, di antaranya pepes belut, pepes kodok, ayam panggang Bektiharjo, dan minuman legen. Legen terbuat dari air dahan pohon siwalan yang banyak bertebaran di daerah Tuban. Rasanya manis, dan segar.

Tuban juga mempunyai produk olahan laut yang sangat layak untuk dijadikan oleh-oleh atau dikonsumsi sendiri, seperti terasi, petis ikan, petis udang, kerupuk udang, dan ikan teri.

Tuban yang disebut-sebut sebagai kota masuk ke Kerajaan Majapahit, menyimpan banyak objek wisata sejarah. Di antaranya makam Sunan Bonang, Museum Kambang Putih, dan Klenteng Kwan Sing Bio. Objek wisata alam yang juga patut ditengok adalah pemandian alam Bektiharjo, pemandian air hangat Prataan, wisata air terjun Nglirip, Gua Akbar, dan Pantai Tuban. [Berbagai sumber/N-5/A-18]