Maha Suci Allah yang berkuasa menciptakan laki-laki rupawan dan wanita yang elok. Dia yang berkuasa menciptakan janin kemudian terlahirkan di muka bumi yang berkuasa menciptakan emas, perak, mutiara dan intan permata. Dialah yang berkuasa menciptakan tanah sebagai sawah, ladang dan tempat tinggal. Dia pula yang berkuasa menciptakan binatang ternak dan hewan tunggangan. Begitu pula telah menganugerahkan kecerdasan kepada manusia hingga kemudian memiliki kemampuan berkreasi membuat rumah indah, mobil mewah dan kendaraan yang wah beserta berbagai bentuk harta dan benda.
Hal-hal tersebut sekaligus sebagai ujian bagi kita. Sanggupkah kita menundukkan syahwat terhadap semua itu seiring dengan kehendak Allah dan tuntunan Rasul-Nya? Atau sebaliknya kita justru tertipu dan menjadikan syahwat tersebut sebagai tuhan, yang selalu dituruti segala kecenderungan dan gejolaknya?!
Allah mengingatkan kita di dalam Al Qur’an: “Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-sekali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu…” (Q.S. Al Fathir: 5)
Al-Syaikh Abdurrahman al-Sa’di berkata: Yakni Janji Allah berupa hari kebangkitan dan dibalasnya semua amal perbuatan adalah pasti terjadi, tanpa keraguan sedikitpun. Janganlah kelezatan dan syahwat dunia serta kecenderungan diri padanya menipu hingga kalian lalai tentang tujuan diciptakannya kalian di dunia ini.
Dunia memang tipuan dan hanya fatamorgana belaka……..
Merupakan sebuah kesepakatan yang tiada persilangan pendapat di antara kaum muslimin tentangnya, bahwa makna firman Allah Ta’ala: “Jika kamu menolong (agama) Allah” adalah ‘Jika kamu mengerjakan apa-apa yang diperintahkan-Nya, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan menolong kam dari musuh-musuhmu’
Sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wassalam, “Jika kamu telah berjual beli dengan sistem ‘baiiul ‘innah’, memegang ekor sapi dan ridho dengan pekerjaan bertani serta meninggalkan jihad (di jalan Allah), niscaya Allah akan menjadikan kehinaan menguasai kamu, Dia tidak akan mencabutnya dari kalian hingga kalian kembali kepada agamamu”
Sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wassalam “jika kamu berjual beli dengan sistem ‘baiiul ‘innah’ “ adalah sebuah isyarat dari beliau yang menunjukkan salah satu jenis mu’amalah yang bermuatan RIBA dan memakai siasat (tipu daya) mengelabui syari’at Allah subhanahu wa ta’ala.
Kutipan dari perkataan Syaikh Mujaddid dan Ahli Hadits Abad Ini, Al-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah, “DEMI ALLAH, wahai saudara-saudaraku, aku berangan-angan menjadi seorang milyuner hingga dapat melepaskan ribuan kaum muslimin yang senasib dengan wanita ini dari jeratan RIBA.”
Saudaraku, jauhilah riba dan perbanyaklah sedekah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu” [Q.S. Al-Baqarah : 278-279].
Saudaraku, sungguh di dunia ini kita sanggup menanggung rasa lapar seberat apapun, tapi percayalah…. kita tidak akan sanggup menanggung adzab Allah di akherat kelak.
Demikian pula, telah terdapat hadits shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau telah melaknat pemakan riba, pemberi makan dengannya, penulisnya dan kedua saksinya. Beliau mengatakan, “Mereka itu sama saja” [HR Muslim, kitab Al-Musaqah]
Wallaahu a’lam bishshawab
KOMENTAR