Andi, begitu kita sebut nama mantan perjaka yang akan ditokohkan, adalah seorang koresponden majalah mingguan yang ternama (Times barangkali). Dia telah menikahi Betti, bekas pacarnya yang memang manis dan menawan. Betti adalah seorang ahli tataboga, dan memang telah beberapa kali menjuarai lomba masak.
Sebagai pasangan suami istri yang tidak terlalu baru — mereka telah menikah 3 tahun– mereka belum mempunyai anak karena memang sedang berjuang mengembangkan karir masing-masing. Begitu pula dalam soal rumah tempat tinggal, mereka masih tinggal serumah dengan orang tua Betti yang kebetulan sudah pensiun serta menghuni rumah besar, sehingga masih tersedia sebuah kamar bagus untuk Andi dan Betti.
Maklumlah kalau tinggal bersama orang tua dan saudara-saudara lain, tentu
tidak sebebas atau semerdeka kalau di rumah sendiri, khususnya kalau
berkenaan dengan hubungan yang intim. Oleh karena itu, Andi dan Betti
menciptakan kata sandi “Mengetik Berita” yang ari sebenarnya bagi mereka
berdua adalah ajakan melakukan hubungan intim.
Suatu siang hari Andi pulang dari melaksanakan tugas reportasenya, dan menjumpai istrinya sedang sibuk di dapur bersama mertua, pembantu dan beberapa teman bisnis cateringnya.
Setelah menunggu beberapa saat di ruang keluarga dan ternyata Betti masih sibuk saja di dapur, maka berserulah Andi dengan nada datar kepada istrinya:
“Bet… tolong siapin komputernya, aku mau mengetik berita nihhh”.
“Sebentar lagi dong Mas” jawab Betti sambil tetap bercanda di dapur dengan rekan-rekannya.
Selang beberapa saat, Andi berseru lagi: “Ayolah Bet, aku mau mengetik
berita, nanti ketinggalan dead line. Cepetan dong”.
“Siapin sendiri deh, masa nggak bisa. Lagi tanggung nih” jawab Betti agak dongkol juga karena diteriakin terus didepan teman-temannya; “Kalau tidak bisa menyiapkan komputer sendiri, ya tulis dulu draft-nya” tamba Betti.
Setelah, acara masak-memasak selesai, dan teman-teman sudah pada pulang, baru Betti teringat bahwa maksud Andi dengan “Mengetik berita” adalah … woow, inilah saat yang ditunggu-tunggu.
Maka dihampirinya, suaminya dengan senyum manis menggoda: “Ayo lah, mas, jadi enggak mengetik berita?…..”
“Oh, terlambat sudah; terlanjur saya tulis dengan tangan barusan”, jawab Andi sambil tidak beranjak dari tempat duduknya.
KOMENTAR