Pendahuluan

Maksud tulisan ini adalah untuk menjelaskan kepada para penderita kelainan refraksi (miopia, astigmat, hipermetropia) yang sedang mempertimbangkan untuk menjalani pengobatan dengan LASIK/excimer laser untuk memperbaiki daya lihatnya. Agar tidak membingungkan terlebih dahulu perlu sedikit di jelaskan mengenai laser. Perkataan LASER berasal dari singkatan Light Amplification by Stimulated Emmission of Radition.

Di dalam ilmu kedokteran dikenal bermacam-macam alat laser tetapi di bidang ilmu penyakit mata dan khususnya di Jakarta Eye Center rutin dipakai 4 jenis alat laser, yaitu:

1. Argon Laser, yang umumnya dipakai untuk memperbaiki penyakit mata di retina atau glaukoma.

2. YAG Laser, yang umumnya dipakai untuk kelainan bagi depan mata khususnya pada mata yang pernah menjalani operasi katarak (katarak sekunder). Operasi katarak dengan sinar laser saat ini masih dalam tahap eksperimental di dunia kedokteran mata.

3. Excimer Laser, suatu prosedur teknologi tinggi dibidang kedokteran yang dipakai untuk koreksi miopia dan astigmat dengan cara mengurangi kecembungan kornea. Tindakan ini dalam ilmu kedokteran disebut Photorefractive Keratectomy disingkat PRK. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan penderita pada kacamata atau lensa kontak.

4. LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis) suatu prosedur teknik mutakhir yang mengkombinasikan ketepatan Excimer laser dan keratoplasti lamelar.

Dalam 8 tahun terakhir ini kurang lebih 1.000.000 pasien dari 100 negara di seluruh dunia telah menjalani pengobatan PRK. Di Jakarta Eye Center, alat Excimer Laser telah dipakai sejak Juli 1993. Untuk meningkatkan pelayanan, Jakarta Eye Center menggunakan LASIK mulai Maret 1997.

Kelainan refraksi

Kelainan refraksi mata ada beberapa macam:

1. Jika sinar difokuskan di depan retina disebut Miopia (berkacamata Minus). Miopia terdapat kurang lebih 20% manusia dewasa.

2. Jika sinar difokuskan di belakang retina disebut Hipermetropia (berkacamata Plus).

3. Jika sinar difokuskan tidak tepat baik di depan maupun di belakang retina disebut Astigmat (berkacamata silinder).

4. Kelainan refraksi dimana lensa mata kehilangan daya akomodasinya akibat usia (umumnya di atas 40 tahun) disebut Presbiopia. Penderitanya membutuhkan kacamata Plus untuk melihat dekat.

Meskipun LASIK dapat digunakan pada tindakan bagi Miopia, Astigmat dan Hipermetropia, akan tetapi pembicaraan selanjutnya kita utamakan pada Miopia. Anda perlu tahu bahwa ada 3 cara untuk mengatasi miopia yaitu :

1. Memakai kacamata

2. Memakai Lensa kontak (contact lens)

3. Dengan operasi: Keratotomi Radial. Photorefractive

Keratectomy (PRK) dengan Excimer Laser, dan LASIK.

Miopia dibagi atas 2 jenis:

1. Stable Myopia (fisiologik)

2. Progressive Myopia (patologik)

Stable Myopia adalah miopia pada orang dewasa dimana daya refraksi (ukuran kacamata) sudah menetap tidak berubah-ubah. Sedangkan Progressive Myopia adalah dimana daya refraksi masih terus bertambah walaupun si penderita telah mencapai usia dewasa. Penderita yang cocok untuk tindakan Lasik adalah penderita golongan stable myopia

Prosedur Tindakan LASIK

Salah satu penyebab miopia adalah lengkung kornea yang terlalu cembung. Alat excimer laser memakai campuran gas argon dan fluorine untuk menghasilkan sinar yang tidak terlihat dengan panjang gelombang 193 mm. Sinar ini disebut “sinar dingin” karena tidak menghasilkan panas, tidak membakar, tidak merusak jaringan di sekitarnya dan mampu mengubah bentuk kornea pada penderita miopia yang korneanya terlalu cembung. Sinar excimer laser mengurangi kecembungan lengkung kornea bagian depan dengan cara mengangkat selapis tipis jaringan kornea (kurang lebih 10% tebal kornea). Banyaknya jaringan yang diangkat setara dengan derajat miopia penderita. Perbedaan mendasar antara tindakan PRK dengan LASIK yaitu adanya satu lapisan tipis jaringan kornea (130-160 mikron tebalnya) yang dibuat dengan Mikrokeratom yang disebut Corneal Cap (Flap) sebelum tindakan Laser dilakukan. Setelah sinar excimer laser menipiskan jaringan kornea (Corneal Bottom) sesuai kebutuhan, maka Corneal Cap dilekatkan kembali tanpa jahitan. Yang tak kalah pentingnya, Corneal Cap menyebabkan pemendekan waktu penyembuhan.

Tetapi adakalanya proses membuat Corneal Cap tidak terbentuk sempurna karena berbagai hal. Apabila hal tersebut terjadi, maka tindakan Lasik harus di tunda kurang lebih 3 (tiga) bulan . Untuk menjalani LASIK, anda tidak perlu tinggal di rumah sakit. Tidak dibius total. Hanya dibius lokal dengan tetes mata. Artinya anda akan sadar penuh sewaktu prosedur LASIK di laksanakan. Dokter akan memasukan data-data mengenai mata anda kedalam komputer, dan selanjutnya komputer secara otomatis akan menghitung dan memproses banyaknya sinar laser yang anda perlukan, karena selain dokter, pengendalian komputer sangat berperan dalam prosedur ini. Anda akan dibaringkan pada meja khusus dan dokter akan menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tindakan lasik ini, yaitu mengenai suara alat laser, rasanya dilaser dan bau-bauan yang akan anda rasakan. Dokter akan meminta anda memusatkan perhatian pada sinar merah yang tersedia.

Prosedur Lasik sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit. Persiapannya kurang lebih 10-15 menit antara lain adalah membuat Cap/Flap kornea, sedangkan prosedur laser LASIK itu sendiri hanya berlangsung kurang lebih 30 detik. Selesai tindakan Lasik, mata anda akan diberi tetes mata dan ditutup dengan dop plastik. Dokter akan memberi obat penghilang rasa sakit, karena rasa sakit adakalanya dapat terjadi jika pengaruh obat bius tetes telah hilang. Penglihatan anda tidak akan langsung jelas, dan memerlukan 1-2 hari untuk proses penyembuhan. Anda akan diminta datang untuk periksa ulang keesokan harinya. Anda akan mendapat obat tetes mata yang harus dipakai sampai beberapa hari tergantung dokter anda.

Calon pasien

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dapat dipertimbangkan untuk menjalani tindakan LASIK pada penderita kelainan refraksi. Yang penting diantaranya adalah :

1. Anda harus mengerti tentang maksud, tujuan, baik dan buruknya tindakan LASIK ini.

2. Anda harus berumur diatas 18 tahun .

3. Refraksi mata anda harus telah stabil dalam kurun waktu satu tahun terakhir.

4. Anda sudah tidak memakai soft contact lens minimal selama 14 hari berturut-turut, atau sudah tidak memakai hard contact lens selama 30 hari berturut-turut.

5. Bagian mata yang lain harus sehat.

6. Anda harus bersedia diperiksa ulang (kontrol) beberapa hari setelah tindakan LASIK tergantung pada dokter anda.

Efek samping

Sebagaimana anda ketahui, semua tindakan kedokteran mempunyai efeksamping. Dalam tindakan LASIK, efek samping nyaris tidak ada. Hanya kadang-kadang rasa sakit dalam proses penyembuhan yang berlangsung sehari. Rasa sakit ini bisa diatasi dengan obat-obatan penghilang rasa sakit (analgetik). Yang jarang terjadi adalah :

1. Kelebihan koreksi (Over Correction).

2. Kekurangan koreksi (Under Correction)

3. Regresi, artinya kelainan refraksi timbul kembali walaupun ringan dan ini biasanya terjadi pada penderita Miopia tinggi. Hal ini dapat dikoreksi dengan tindakan LASIK ulangan beberapa bulan kemudian.

Demikian penjelasan singkat mengenai tindakan LASIK dengan Excimer Laser untuk memperbaiki kelainan refraksi. Sesuai dengan pengalaman selama ini, laporan kepustakaan dan laporan beberapa pusat kesehatan mata, LASIK dianggap sebagai suatu tindakan yang teliti, cepat, aman dan tidak sakit.

Bila anda masih ada pertanyaan lebih jauh atau memerlukan informasi tambahan, hubungilan dokter spesialis mata anda, atau hubungi kami di jec@jakarta-eye-center.com.