Oleh Pouw Tjoen Tik
Menjelang ulang tahun cucu kami, istri saya sempat menunjukkan foto keluarga yang diambil 35 tahun yang lalu. Sejenak saya terhenyak, karena tidak lagi mengenali foto saya sendiri. Muka mulus dan kepala yang lebat ditumbuhi rambut kini telah tiada lagi.
Di depan kaca, hanya tampak kulit keriput yang membalut tubuh dan botak kepala yang kian hari kian meluas. Kesemuanya menunjukkan tanda-tanda dari proses penuaan yang sejalan dengan makin usurnya usia saya.
Penalaran normal membawa kita pada kesimpulan bahwa proses penuaan semacam itu tentunya terjadi pula pada semua organ tubuh, termasuk mata. Masyarakat luas telah memaklumi bahwa katarak atau keruhnya lensa mata adalah salah satu wujud dari proses penuaan. Namun yang kurang dimaklumi adalah proses penuaan dari bola mata atau tepatnya isi bola mata yang disebut corpus vitreum
Zat Bening
Mata berbentuk bola karena empat per limanya terisi oleh zat bening berupa gel yang dibungkus oleh selaput tipis. Oleh karena membentuk bola mata maka disebut corpus yang artinya badan dari bola mata. Predikat vitreum diberikan karena gel tersebut bening bagaikan kaca.
Corpus vitreum melekat pada selaput dalam dari bola mata atau retina di tiga lokasi. Salah satu lokasi yang penting adalah di bagian keluarnya serat saraf mata.
Selain membentuk bola mata, corpus vitreum juga berfungsi sebagai pemberi makan lensa mata, dan membelokkan sinar sedemikian rupa hingga bayangan pada retina menjadi lebih jelas. Oleh karena mengandung sel-sel penggayang kotoran, maka kebeningan corpus vitreum selalu terjaga.
Proses penuaan bola mata dan gejalanya Gel corpus vitreum terdiri atas protein yang terlarut dalam air. Proses penuaan diawali dengan terpisahnya unsur air dari unsur protein.
Molekul-molekul protein yang kekeringan, kemudian saling berlekatan dan membentuk serabut-serabut. Serabut-serabut protein ini mengkerut, sehingga corpus vitreum di beberapa titik terkelupas dari retina.
Serabut-serabut protein yang melayang-layang dalam cairan corpus vitreum tersebut akan membentuk bayangan pada retina. Bayangan ini terlihat oleh pasien sebagai benang-benang hitam yang bergerak bila bola mata digerakkan.
Lingkungan yang terang (seperti menatap langit biru, melihat kertas putih dan sebagainya) akan mempertajam bayangan tersebut.
Sebaliknya pasien kurang hingga sama sekali tidak melihatnya bila berada di ruang berpenerangan redup atau memakai kaca mata berwarna.
Pengelupasan corpus vitreum dari retina merangsang saraf mata. Hal ini terlihat oleh pasien sebagai kilatan cahaya sesaat. Statistik menunjukkan bahwa 25 persen dari mereka yang berusia 60 tahun mengalami pengelupasan corpus vitreum.
Persentase tersebut meningkat menjadi 60 persen pada mereka yang berusia 80 tahun. Kasus pada kaum wanita sedikit lebih banyak ketimbang pria
Pencegahan dan Pengobatan
Gangguan akibat penuaan bola mata ini hanya teratasi bila serabut-serabut protein yang terbentuk diambil melalui operasi. Namun, risiko operasi tidak sepadan dengan gangguan penglihatan yang sama sekali tidak mengurangi ketajaman penglihatan ini.
Hasil penelitian di Jerman pada tahun 2004 menunjukkan bahwa obat tetes mata yang mengandung jodium (Povidone-iodine 2-5 persen) dapat menghambat proses penuaan bola mata.
Namun, klaim ini masih perlu dibuktikan melalui peneli- tian-penelitian klinis yang melibatkan lebih banyak pasien.
Kesimpulan yang dapat ditarik, sama seperti memutihnya rambut, maka penuaan bola mata hingga saat ini tidak dapat dicegah dan diobati. Bila bayangan serabut-serabut itu terasa mengganggu, maka pasien dapat menguranginya dengan mengedip atau menggerak-gerakkan bola mata.
Karena proses penuaan adalah alamiah, maka anda tidak perlu gelisah bila suatu saat mengalaminya. Namun, bila mulai timbul gejala-gejala seperti tersebut di atas, maka Anda perlu segera ke dokter mata.
Dokter mata dapat menentukan apakah retina anda tidak ikut terobek dan terkelupas dari dasarnya. Pemeriksaan ke dokter mata ini seyogiyanya dilakukan setahun sekali.
Sungguh pun demikian, anda perlu waspada bila hal-hal berikut terjadi. Tiba-tiba anda melihat tirai, atau seperti hujan merica atau bayangan serabut bertambah banyak, maka anda harus sesegera mungkin ke dokter mata.
Gejala-gejala tersebut menandakan adanya robekan retina, yang bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan kebutaan tetap. Tindakan operasi yang antaranya menggunakan argon laser, harus secepatnya dilakukan untuk menjahit robekan dan melekatkan kembali retina.
Walaupun sifatnya gawat darurat, prosedur operasi mata ini tidak lama bahkan pasien tidak perlu dirawat inapkan.
Penulis adalah alumni Fakultas Kedokteran Unair yang kini berdiam di Austin, Texas, USA
KOMENTAR