RUQYAH SYAR’IYYAH
BismiLLaahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaykum warohmatuLLaahi wa barokaatuh
Muqoddimah
Segala puji bagi Alloh Swt robb semesta alam atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada qudwah dan uswah kita Nabi Muhammad Saw beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang masih komitmen dan konsisten dengan ajaran Islam hingga akhir zaman.
Indonesia merupakan sebuah negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Hal yang sangat membanggakan tentunya. Sayangnya jumlah yang besar tersebut belum diimbangi dengan kualitas beragama yang baik. Hal ini akan terasa wajar kalau kita mau menengok sejarah bagaimana Islam masuk ke Indonesia. Upaya para da’i saat itu yang berjuang menyebarkan agama Islam harus “terhambat” dengan adanya para penjajah yang datang ke Indonesia sehingga Islam belum “tuntas tersampaikan” sebagaimana mestinya. Akibatnya bisa kita rasakan saat ini dimana banyak kita jumpai saudara-saudara kita yang masih belum paham Islam dengan baik. Kultur masyarakat yang dulu menganut animisme dan dinamisme serta agama hindu dan budha bercampur dengan agama Islam mengakibatkan banyaknya pemahaman-pemahaman aqidah yang keliru. Dampaknya adalah banyak kita temui ritual atau upacara-upacara keagamaan yang campur baur antara ajaran Islam, Hindu, Budha, Animisme dan Dinamisme. Tentunya hal ini merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi para da’i untuk meluruskan pemahaman mereka tentang Islam yang benar terutama sekali masalah aqidah.
Kalau melihat sejarah bagaimana RosuluLLah Saw menggembleng para sahabat tentang aqidah selama 13 tahun pada fase Mekkah maka tidak heran jika kita dapatkan mereka begitu kokoh aqidahnya. Bandingkan dengan kita yang hanya beberapa tahun saja mendapatkan materi aqidah dan itupun tidak lengkap atau mungkin ada hal yang menyimpang pada isi materinya. Karenanya jangan heran kalau kita dapatkan fenomena-fenomena yang aneh dan “nyleneh” dimasyarakat kita seperti seseorang yang merasa tidak perlu sholat karena sudah ma’rifat kepada Alloh, kebal senjata, bisa melihat dan mengendalikan jin, mengklaim dirinya mengetahui hal yang ghoib dsb. Padahal kalau kita mau membuka sejarah dan menjadikan Al-qur’an dan As-Sunnah (Al-Hadits) sebagai pedoman maka hal tersebut akan terbantahkan. Misalnya, seseorang yang melakukan ritual tertentu kemudian mendapatkan dirinya menjadi kebal senjata tajam, pada saat diingatkan bahwa hal itu menyimpang maka ia akan menolaknya dan berdalih bahwa ritual yang dilakukan adalah benar karena ia lakukan dengan puasa atau dzikir-dzikir dengan ayat-ayat Al-qur’an. Bahkan banyak diantara mereka yang mengklaim bahwa itu semua adalah karomah dari Alloh Swt padahal sejatinya itu semua adalah sihir. Disinilah peran jin dan syaithon dalam menyesatkan manusia. Mereka menjadikan ayat-ayat Al-qur’an sebagai jimat dan dzikir-dzikir dengan syarat-syarat tertentu sehingga manusia menganggap itu baik.
Sebenarnya tidak salah kalau kita melakukan dzikir dan puasa bahkan itu adalah hal yang baik dan dianjurkan tapi tentunya harus sesuai syar’i yaitu terpenuhinya 2 syarat minimal; pertama niatnya ikhlas karena Alloh Swt dan kedua mutaba’ah atau ada tuntunannya dari RosuluLLah. Dua syarat ini bukan hanya berlaku untuk puasa dan dzikir saja tetapi untuk semua amalan ibadah lainnya. Masalah kebal senjata sebenarnya bisa kita patahkan juga dengan melihat sejarah dimana pada perang Uhud RosuluLLahpun terluka kepala dan gigi taringnya terkena tombak. Kalau memang kebal senjata adalah ajaran Islam tentunya para sahabat adalah orang yang pertama kali mempraktekkannya tapi ternyata mereka juga terluka saat berperang. Dan kalau sekiranya mereka semua kebal senjata tentu tidak akan ada yang syahid di medan perang.
Mungkin perlu kita ketahui perbedaan yang mendasar antara Karomah dan Sihir sehingga kita bisa membedakannya sekaligus juga kita bisa mengetahui mana yang ‘ulama/kyai dan mana dukun/peramal. Hal ini penting karena dewasa ini banyak sekali dukun/peramal yang berpenampilan mirip kyai/’ulama sehingga kita terkecoh karenanya.
Karomah, menurut Imam Al-Jurjani adalah munculnya kejadian yang luar biasa dari seseorang tanpa pengakuan kenabian, kalau disertai pengakuan kenabian maka disebut Mu’jizat. Dan kalau kejadian yang luar biasa itu tidak dibarengi keimanan yang benar, maka dikategorikan istidroj, (At-Ta’rifat:184). Ibnu Hajar Al-‘Asqolani berkata,: Kita harus memperhatikan kondisi orang yang melakukan hal yang luar biasa, jika dia berpegang teguh pada syariat Islam dan menjauhi berbagai kemaksiatan, maka dikategorikan karomah. Tapi kalau pelakunya tidak komitmen terhadap syariat Islam, maka disebut sihir”. (Fathul Bari:10/223).
Dari kedua definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa orang yang berhak mendapatkan karomah hanyalah orang-orang sholeh yang senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan Alloh dan meninggalkan apa yang di larang-Nya dan karomah itu terjadi atas kehendak Alloh sehingga tidak semua orang sholeh tentunya diberi karomah oleh Alloh karena yang namanya karomah itu:
Bukan ilmu yang dapat dipelajari
Bukan keterampilan yang bisa dilatih
Tidak bisa didemonstrasikan
Tidak bisa diulang-ulang kejadiaannya sesuai kehendak orang yang mendapat karomah tersebut
Sedangkan tentang banyaknya kyai/’ulama yang mengaku memiliki karomah atau dukun/peramal/orang pintar yang berkedok sebagai kyai/’ulama maka bisa kita ukur dengan hal berikut:
‘Ulama : Orang yang memiliki ilmu pengetahuan ke-alam-an dan agama dan pengetahuan yang dimilikinya itu mengantarkannya pada rasa khosyyah (takut atau tunduk kepada Alloh swt). Lihat QS: Fathir:27-28)
Kyai : Adalah sebutan kepada seseorang yang dipandang dan diakui sebagai ‘ulama Islam (Kamus Bahasa Indonesia, Prof.Dr.J.S.Badudu). Namun dalam kehidupan masyarakat, sebutan ini menjadi luas dan lebar penggunaannya. Contohnya di Jawa Tengah ada seekor kerbau bernama kyai Slamet begitupun dengan keris dan benda-benda pusaka yang dinamai dengan penggunaan kata kyai
Kahin (Dukun) : Orang yang memberitahukan tentang perkara-perkara yang akan terjadi dimasa mendatang atau orang yang bisa memberitahukan apa yang tersimpan dalam hati.
‘Arrof (orang pintar, tukang ramal, tukang nujum) : Orang yang mengaku tahu dengan menggunakan isyarat-isyarat untuk menunjukkan barang curian atau tempat barang hilang atau semacamnya.
Mengenai Kahin (dukun) dan ‘Arrof (orang pintar, tukang ramal, tukang nujum) RosuluLLah saw bersabda:
“Barang siapa mendatangi ‘arrof (tukang ramal) lalu menanyakan kepadanya tentang suatu perkara dan ia mempercainya maka tidak diterima sholatnya selama 40 hari.” H.R Muslim
“Barang siapa mendatangi kahin (dukun) dan ia mempercai apa yang diucapkannya maka sungguh ia telah kafir dengan apa yang diwahyukan kepada Muhammad.” (H.R Abu Dawud)
Dari penjelasan singkat tadi semoga kita bisa membedakan mana kyai yang ulama’/ustadz dan mana kyai yang kahin(dukun)/’arrof sehingga dikehidupan sehari-hari kita tidak salah dalam mengartikannya.
Seiring dengan menjamurnya fenomena-fenomena penyimpangan aqidah terutama dalam hal mensikapi yang ghoib, Alhamdulillah telah ada upaya dari saudara-saudara kita dengan menerbitkan sebuah majalah dengan nama Majalah GHOIB yang memiliki motto “Mengimani yang ghoib sesuai syariat”. Tidak hanya memberikan pencerahan tentang hal yang ghoib saja tapi mereka juga mengenalkan atau lebih tepatnya mengkampanyekan tentang ruqyah syar’iyyah yang merupakan sunnah Rosulullah Saw. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan Ruqyah Syar’iyyah tersebut?
Arti Ruqyah
1. Secara bahasa
Ar-Ruqyah bentuk jamaknya adalah Ar-Ruqo berarti: Jampi, Mantera, Suwuk atau rapalan
2. Secara istilah
Adalah segala ungkapan yang digunakan sebagai mantera untuk kesembuhan, perlindungan/penjagaan, penguatan, kelancaran atau kemudahan sesuatu.
Jenis Ruqyah
Ruqyah terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Ruqyah Syirkiyyah/Jahiliyyah yaitu Ruqyah/mantera yang keseluruhan atau sebagiannya mengandung unsur kesyirikan/kejahiliyahan atau tidak sesuai dengan syariat Islam. Ruqyah jenis ini diharamkan dalam ajaran Islam
2. Ruqyah Syar’iyyah yaitu ruqyah/mantera yang diperbolehkan dan sesuai dengan syariat Islam. Arti lain ruqyah Syar’iyyah ditinjau dari segi keilmuan adalah Ia merupakan suatu ilmu dari bagian ilmu-ilmu yang didalamnya mengandung segala hal yang berasal dari Al-Qur’an yang Mulia dan Sunnah Nabawiyah yang suci. Dan bahwa orang yang meruqyah menggunakan ayat-ayat Alloh Swt dan do’a-do’a Nabi Saw dengan penuh keimanan dan keyakinan yang sangat kuat bahwa dengan izin Alloh, ayat dan do’a tersebut bisa memberi dampak kebaikan kepada orang yang sakit (penderita)
Dalil-dalil Tentang Ruqyah
Banyak sekali dalil-dalil yang menunjukkan tentang diperbolehkannya ruqyah. Ada memang beberapa hadits yang menegaskan tentang dilarangnya ruqyah tapi dalil tersebut lebih ditujukan pada pelarangan ruqyah yang syirkiyyah/ jahiliyyah seperti:
1. “Dari sahabat Jabir r.a berkata : RosuluLLah saw telah melarang ruqyah” ( HR.Muslim)
2. “Dari Ibnu Mas’ud r.a berkata: Bersabda RosuluLLah saw: sesungguhnya ruqyah, tamimah dan tiwalah (sejenis pelet) adalah perbuatan syirik” (HR.Imam Ahmad dan Abu Dawud)
3. “Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata: Telah bersabda RosuluLLlah saw: Akan masuk surga tanpa hisab dari umatku sebanyak 70 ribu orang. Para sahabat bertanya, siapakah mereka itu ya RosuluLLah? Beliau bersabda: Mereka itu adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah dan tidak minta supaya lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan dan mereka bertawakkal kepada Robb mereka. (HR. Bukhori-Muslim)
Adapun dalil-dalil yang menunjukkan diperbolehkannya ruqyah (dalam hal ini ruqyah yang syar’iyyah) adalah:
1. “Dari A’isyah r.a, dia berkata: RosuluLLah saw telah memerintahkan kami agar meruqyah orang yang terkena gangguan ‘ain (HR. Muttafaqun ‘alaih)
2. “Dari Ummu Salamah r.a (mengabarkan) bahwa Nabi saw melihat dirumahnya (Ummu Salamah) ada seorang wanita yang diwajahnya ada saf’ah (cekungan hitam disekitar matanya) maka beliau bersabda: Lakukanlah ruqyah untuknya (wanita itu) karena dia terkena gangguan (nazhoroh/’ain). (HR. Muttafaqun ‘alaih)
3. Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra berkata: Bahwa RosuluLLah saw senantiasa minta perlindungan dari gangguan jin dan ‘Ain hingga akhirnya turun dua surat perlindungan (Al-Falaq dan An-Naas), maka sejak itu dipakailah keduanya dan Dia tinggalkan yang lainnya (HR. At-Tirmidzi)
4. Dari Jabir ra berkata: RosuluLLah saw telah melarang ruqyah. Maka datanglah keluarga “Amru bin Hazm, mereka berkata: Ya RosuluLLah bahwa kami memiliki Ruqyah (mantera) yang biasa kami lakukan jika terkena gangguan kalajengking. Maka mereka menunjukkan (Ruqyah itu) kepada RosuluLLah saw lalu beliau bersabda: Saya memandang tidak apa-apa ruqyah kalian. Barang siapa yang mampu memberi manfaat bagi saudaranya, maka lakukanlah. (HR.Muslim)
5. Dari sahabat Auf bin Malik ra dia berkata: Kami dahulu meruqyah dimasa jahiliyyah, maka kami bertanya: Ya RosuluLLah bagaimana menurut pendapatmu? Beliau menjawab: “Tunjukkan padaku ruqyah kalian itu. Tidak mengapa mantera (ruqyah) itu selama tidak mengandung kesyirikan” (HR.Muslim)
Dari beberapa hadits diatas jelas dinyatakan bahwa ruqyah sudah ada sejak sebelum Nabi Muhammad saw diutus menjadi Rosul dan selanjutnya Beliau mengizinkan selama tidak mengandung kesyirikan. Bahkan RosuluLLah pun pernah diruqyah oleh Malaikat Jibril seperti tersirat dalam hadits berikut:
“Dari A’isyah ra dia berkata: Bahwa jika RosuluLLah saw ada keluhan (sakit/gangguan) maka malaikat Jibril meruqyah beliau saw dengan kalimat : Dengan nama Allah- Dia membebaskanmu dari segala gangguan penyakit, Dia menyembuhkanmu dan dari kejahatan para penghasud ketika hasadnya dan dari kejahatan setiap gangguan mata” (H.R Muslim)
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz berpendapat bahwa memintakan Ruqyah bagi yang membutuhkannya tidak menyebabkan seorang muslim tidak memperoleh (kesempatan) termasuk 70 ribu orang (yang dijamin masuk surga tanpa hisab). Beliaupun berpandangan bahwa “disukai” melakukan pengobatan dari derita penyakit.
Siapa Saja Yang Bisa Meruqyah
Barangkali timbul dalam benak kita siapa sih orang yang bisa meruqyah?
Karena ruqyah adalah sunnah Rosulullah Saw maka meruqyah tidak dikhususkan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. Selama syarat-syarat sebagai muslim yang “baik” secara minimal dapat kita penuhi, Insya Alloh kita semua dapat meruqyah. Syarat-syarat (minimal) tersebut adalah : Bersih aqidah (Salimul Aqidah) kita dan Benar ibadah (Shohihul Ibadah) kita sesuai yang diajarkan oleh Rosulullah saw serta Menekuni hidup berjama’ah.
Yang Bisa Diobati Dengan Ruqyah
Kemudian muncul pertanyaan, apa saja yang bisa diobati dengan ruqyah?. Sebenarnya ruqyah tidak hanya bisa digunakan untuk mengobati seseorang dari gangguan jin dan sihir saja tapi lebih dari itu seperti sifat Al-qur’an sendiri yang berfungsi sebagai syifaa’ (obat/penyembuh) maka ruqyah juga bisa digunakan untuk pengobatan fisik seperti tersengat kalajengking, luka-luka, keracunan dsb.
Adapun yang umum dan saat ini sering digunakan adalah untuk penyembuhan seperti:
1. Gangguan jin baik fisik maupun jiwa. (lihat chek list untuk mendeteksi adanya gangguan jin pada fisik maupun jiwa kita)
2. Macam-macam sihir seperti:
a. Sihir perasaan/kejiwaan : seperti rasa cinta atau benci, merasa takut atau berani, merasa sakit, merasa digauli atau menggauli, merasa ditemani orang lain, merasa digunjing orang lain, merasa diperhatikan terus oleh orang lain, merasa dicintai atau dibenci semua orang, merasa dirinya telah dibaptis dan menjadi nasrani, merasa dikejar-kejar akan dibunuh, merasa akan dilamar kekasihnya dsb.
b. Sihir kekuatan Ghoib: Pada umumnya sihir ini dicari orang dan dimanfaatkan untuk menjaga diri seperti: pandangan matanya bisa menjatuhkan cecak, pukulan jarak jauh, kebal senjata tajam, tidak mempan dibakar, tahan air, tahan sengatan serangga atau gigitan ular berbisa, bisa berjalan diatas air, menggerakkan benda-benda lain tanpa disentuh, pandangan menembus dinding/jarak jauh, Thelepaty, punya kekuatan luar biasa, bisa menghilang dari pandangan orang lain tanpa sembunyi, mencabut rasa sakit, dsb.
c. Sihir pandangan mata atau sulap tanpa menggunakan ketangkasan gerak. Sihir seperti ini pernah dilakukan oleh tukang sihir fir’aun dimana tali-tali yang mereka lemparkan dengan mantra sihir berubah menjadi ular-ular yang bergerak. Atau seperti sebuah tayangan yang dipraktekkan dimana seseorang memasukkan benda tajam ketubuhnya dan menembus bagian tubuh tersebut tapi tidak menimbulkan luka.
d. Sihir gangguan pada bagian tubuh seperti kaki semutan terus menerus, garuk-garuk kepala terus tanpa sebab, makan banyak tapi tak bisa kenyang, buang air terus, buang angin terus setiap habis wudhu, badan lemas, mengantuk dan malas ketika mendengar azan, perut menggelembung, seperti merasa hamil tapi saat di USG tdk ada janinnya, tidak bisa berhubungan suami-istri walaupun keduanya punya keinginan kuat, istri mengalami pendaharan setiap kali suaminya datang dan sembuh saat suami pergi, haid tdk teratur datang saat mau sholat tapi hilang jika sholat kita hentikan, sering hilang ingatan/pingsan dsb.
e. Sihir Penyakit dengan sekian banyak kejanggalan dan keanehan seperti: Sakit perut seperti ditusuk-tusuk dan saat dibawa kedokter normal-normal saja, tiba-tiba terluka dan berdarah tanpa sebab, gatal-gatal, sesak nafas seperti tercekik dsb yang kesemuanya itu jika diperiksakan secara medis tidak terdeteksi.
f. Sihir permusuhan dan perceraian seperti yang diceritakan dalam al-qur’an surat Al-Baqarah: 102
g. Sihir ramalan nasib, sihir pencarian barang hilang, pengambilan barang, pencurian, menghilangkan barang, tolak hujan, tolak hama, tolak pencuri dsb.
Pada hakekatnya semua sihir tersebut diatas adalah gangguan jin yang diperintahkan oleh tukang sihir untuk mengganggu manusia.
Bagaimana Cara Mendeteksi Gangguan Jin (check list)
Pada hakekatnya derita/gangguan (termasuk sakit) yang dialami seorang mukmin adalah pemberian Alloh Swt sebagai ujian sekaligus kaffaroh (penutup/penghapus) dosa yang ada padanya. Kita diwajibkan untuk memohon pertolongan Alloh swt dengan berobat sesuai dengan cara yang dibenarkan oleh Islam dengan penuh kesabaran dan sholat yang kita lakukan. Firman Alloh swt: “Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Alloh) dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar (Al-Baqoroh:153)
Check list, jenis-jenis gangguan yang biasa dihadapi:
1. FISIK : Ketika sudah dicoba melakukan pengobatan medis (kedokteran), gangguan berikut ini masih terasa/ada:
a. Pusing-pusing sebagian atau keseluruhan, leher berat atau kaku
b. Nyeri, panas atau terasa berat pada bagian-bagian persendian tertentu
c. Dada sesak atau panas
d. Sakit pada perut atau ulu hati
e. Gangguan sekitar rahim, prostat
f. Sulit mendapatkan keturunan
g. Gangguan sekitar ginjal
h. Pandangan mata kabur
i. Mendengkur keras ketika tidur atau suara gigi bergesekan (kreot-kreot)
j. Memiliki kemampuan fisik yang diluar kemampuan umumnya manusia
k. Dsb……
2. PIKIRAN / JIWA
a. Mudah dan sering marah/tersinggung
b. Bingung, sulit konsentrasi
c. Sering bermimpi yang menakutkan atau yang tidak menyenangkan
d. Ketika tidur sering terasa ditindih sesuatu yang berat (jawa: kelindihen)
e. Sering bermimpi bertemu orang yang sama
f. Takut, resah, gelisah, sedih, minder
g. Sulit tidur atau banyak tidur
h. Malas beraktivitas dalam kebaikan
i. Sering berprasangka buruk, was-was
j. Sering “merendahkan” orang lain baik dalam sikap maupun bicara
k. Merasa ada bisikan-bisikan di hati atau telinga
l. Pernah atau sering mendengar suara letusan di atap atau sekitar rumah, khususnya dimalam hari
m. Sering bisa “menebak” peristiwa yang akan terjadi
n. Bisa melihat “sesuatu” (makhluk atau benda) yang umumnya tidak terlihat oleh orang lain
o. Resah atau takut dengan pembicaraan seputar ruqyah
p. Dsb…..
3. IBADAH
a. sering lupa jumlah rokaat sholat yang dilakukan
b. Terasa berat/mengantuk setiap dzikir atau membaca/mendengar Al-Qur’an atau ketika hadir dalam majelis pengajian
c. Sering sulit bangun pagi/ shubuh
d. Sering batal ketika berwudhu
e. Sering tidak yakin ketika berwudhu, mandi janabah atau was-was ketika sholat
f. Dsb…..
4. AKIVITAS LAINNYA
a. “Terhalangi” rejekinya, sering gagal dalam usaha mencari nafkahnya
b. “Terhalangi” jodohnya
c. Dijauhi/dibenci rekan-rekannya
d. Dsb…..
5. PENGARUH TERHADAP BARANG/BENDA/RUMAH
a. Rusak mesin : mobil, sepeda motor, mesin pabrik dsb
b. “Terasa” angker / magis. Pohon “tidak” bisa ditebang dsb.
c. Rumah sering banyak tikus / sering dimasuki ular
d. Dsb…….
Semua jenis gangguan diatas dapat berasal dari upaya para jin utusan syaithon dalam mengganggu dan menghalangi produktivitas kehidupan manusia sebagai khalifah Alloh dimuka bumi dan sebagai hamba-Nya, menjatuhkan martabat kemanusiaannya termasuk pula melemahkan iman serta ibadah manusia selaku hamba Alloh Swt. Harapan para jin utusan syaithon tersebut adalah agar manusia semakin terperosok dalam pengaruh kekuasaannya.
Ketika diantara kita mengalami gangguan tersebut, pada saat yang sama syaithon “seolah-olah” telah menyediakan solusi penyembuhan yang jika kita cermat mengamatinya ternyata itu semua memakai cara-cara yang dilarang Islam karena mengandung kesyirikan. Akibatnya jika kita tertipu dan mengambil cara terlarang tersebut maka kita akan semakin terjerumus dalam melakukan segala kemaksiatan dan kesyirikan yang dilarang keras oleh Alloh swt. Contoh yang paling mudah adalah perginya seseorang ke dukun/kyai untuk meminta diramal tentang jodohnya atau supaya lancar usahanya, memiliki kharisma atau sekedar menanyakan tentang barang miliknya yang hilang.
Jika hidup kita dipenuhi dengan hal-hal yang dilarang Alloh swt, maka semakin memudahkan syaithon menguasai hidup kita dan akhirnya mereka akan dengan mudah mempermainkan, menyakiti hingga “mengalahkan” kita, akhirnya syaithon mampu dengan mudah mengajak kita menyatakan kekufuran pada saat akhir sakarotul maut kita. Wa na’udzubiLLahi min dzalika.
Sebab-Sebab Gangguan
Derita yang dialami manusia secara umum merupakan cara Alloh Swt mengingatkan hamba-hamba-Nya yang telah keliru dalam menjalani kehidupannya dengan harapan agar mereka kembali pada cara hidup yang benar sesuai tuntunan Alloh Swt dan sunnah Rosul-Nya. Firman Alloh Swt:
“Telah tampak kerusakan didaratan dan lautan karena ulah tangan manusia itu sendiri sebagai cara Alloh merasakan sebagian akibat ulah mereka sendiri (dengan harapan) agar mereka itu kembali ke jalan yang benar (Ar-Ruum ayat 41)
Penyakit yang diderita, disamping disebabkan oleh hal-hal yang sudah dikenal secara ilmu pengetahuan medis kedokteran dan kejiwaan, ada juga beberapa sebab lain yang selama ini jarang diperhatikan:
Jenis Penyebab:
1. Sebab dari dalam lingkungan (internal) penderita sendiri:
a. “Pagar-pagar penjaga rumah” (semacam penangkal) dari gangguan ghoib, yang dipendam/ditanam didalam dan sekitar rumah atau tempat usaha
b. Jimat-jimat, rajah, wifiq/ haikal yang digantungkan/dipasang dirumah atau tempat usaha
c. Jimat-jimat, rajah, wifiq yang dipakai/dibawa sebagai “Rompi”, sapu tangan, ikat kepala, ikat pinggang, yang dimasukkan di dompet, didalam peci/topi, dalam bentuk pulpen dsb.
d. Dalam bentuk benda-benda lainnya : senjata tradisional/ benda-benda pusaka/bertuah, cincin dsb.
e. Gambar-gambar bernyawa, patung, topeng-topeng dsb yang dipajang dirumah dsb
f. Amal-amal wirid atau dzikir yang tidak diajarkan Nabi Muhammad saw. Tidak ada dalil resmi yang bisa dipertanggung jawabkan, seperti beberapa jenis sholawat, do’a-do’a yang diwiridkan (diulang-ulang) dengan bilangan yang ditentukan dengan khasiat (fadhilah) tertentu yang tidak ada keterangan shohih secara ilmu keagamaan
g. Pernah atau masih aktif dengan ilmu kedigdayaan/kanuragan/tenaga dalam yang diperoleh melalui isian, “susuk”, pernafasan, wirid-wirid bacaan dsb.
h. Kemaksiatan-kemaksiatan, melanggar larangan Alloh swt
i. Pernah membunuh ular didalam rumah
j. Membuang air panas/ menjatuhkan benda berat tanpa membaca basmalah
k. Ruangan yang pengap, lembab, kurang cahaya dan sirkulasi udara
l. Dsb…..
2. Sebab dari luar lingkungan (eksternal) penderita:
a. Termasuk dalam kelompok sihir : Pelet, santet atau tenung/teluh serta sirep/gendam
b. ‘Ainu L-hasad (pandangan jahat) atau nafsu L-hasad (jiwa yang jahat)
c. Dijadikan tumbal
d. Dsb…..
Dari hal diatas, jika merupakan sebab internal yang kita miliki dalam kehidupan sehari-hari, biasanya pada tahap-tahap awal memang (seolah-olah) dapat memberi manfaat kepada kita namun hakikatnya hal itu adalah “TIPUAN” dari syaithon yang memberi “pelayanan” agar kita semakin percaya dan sungguh-sungguh dalam menjaganya bahkan menyebarluaskannya. Atau manfaat tersebut hakikatnya (sekaligus) sebagai ISTIDROJ dari ALLOH swt (jawa:diLulu) dibiarkan merasakan ni’mat dalam kekeliruannya, ditunda pemberian siksanya agar semakin besar dosanya sehingga kelak akan ditimpakan siksa sekaligus dalam bentuk yang sangat berat.
Dengan adanya berbagai sebab tersebut (seperti tanda-tanda di check list) sesungguhnya kita patut bersyukur karena kita termasuk hamba Alloh yang masih dicintai-Nya dan sedang diperhatikan-Nya agar kita cepat mengevaluasi kekeliruan tersebut dan segera memperbaikinya.
Resep Peruqyahan
Besar kecilnya hasil ruqyah tergantung pada kehendak Alloh swt, kemudian dipengaruhi oleh kekuatan iman Mu’alij (peruqyah) dan kesiapan pasien yang diruqyah juga dipengaruhi oleh seberapa besar sihir/gangguan jin yang menyerangnya. Karenanya resep berikut harus kita perhatikan dan laksanakan.
Menjelang, pada saat, atau pasca diruqyah sedapatnya lakukan hal-hal berikut:
1. Menghentikan/hilangkan/musnahkan segala bentuk kesyirikan, bid’ah (amal-amal/wirid-dzikir yang tidak diajarkan oleh Nabi SAW), khurofat, takhyul, benda pusaka, gambar-gambar bernyawa, patung dan segala hal yang dapat “mengundang” hadirnya gangguan atau para jin utusan syaithon tersebut. Hentikan olah tenaga dalam, kanuragan dsb.
Caranya :
Jika yang akan dimusnahkan adalah benda-benda: Dekatkan benda tersebut ke mulut, bacakan ayat kursi atau Al-Falaq dan An-Naas. Ludahi beberapa kali sebagai tadzlil/penghinaan lalu bakar dan rusak serta dibuang ditempat yang tidak dapat dijangkau oleh manusia
2. Senantiasa menutup aurot dengan sebaik-baiknya. Usahakan selalu mengikuti pengkajian tentang Islam secara rutin. Sebaik-baik ruqyah adalah mempelajari Islam dengan baik, meyakininya dan mengamalkannya
3. Usahakan selalu dalam keadaan berwudhu dan sholat berjama’ah di masjid (terutama laki-laki)
4. Wiridkan setiap hari minimal 100 x
· LAA ILAAHA ILLALLOOH WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHU L-MULKU WA LAHU L-HAMDU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR.
(Tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali hanya ALLOH Yang Esa Tidak ada sekutu terhadap-Nya, bagiNyalah segala Kekuasaan dan bagiNyalah segala Pujian dan Dia Maha Mampu berbuat segala sesuatu, HR. Bukhori dan Muslim)
· ASTAGHFIRULLOOHA L-LADZII LAA ILAAHA ILLA HUWA L-HAYYU L-QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIH
(Aku memohon ampun kepada ALLOH yang tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali hanya Dia semata Yang Maha Hidup dan berdiri sendiri dan aku bertaubat kepada-Nya)
5. Lakukan hal-hal lainnya yang dicintai Alloh swt dan tidak disukai syaithon untuk melemahkannya, seperti:
a. Menahan marah
b. Menekan/menghilangkan kesombongan
c. Memperbanyak do’a didalam sujud ketika sholat wajib atau sunnah
d. Berupaya sujud syukur ketika mendapatkan ni’mat dari Alloh swt
e. Berinfaq / bershodaqoh
f. Terus mengevaluasi niat kita untuk menjaga keikhlasan dalam setiap perbuatan
6. Segera beristighfar dari setiap kesalahan. Selalu makan-minum dengan basmallah dan menggunakan tangan kanan
7. Do’a tidur/bangun tidur serta do’a-do’a harian lainnya (masuk-keluar rumah, kamar mandi/wc dsb)
8. Baca dan atau dengarkan ayat-ayat Al-Qur’an sesering mungkin.
9. Lakukan hubungan suami-isteri dengan menjaga adab-adabnya, berdo’a sebelum berhubungan, langsung bersuci sesudahnya (minimal berwudhu), bersyukur atas anugerah ni’mat yang baru saja didapatnya.
10. Menjaga indera, utamanya penglihatan dan pendengaran dari hal-hal kemaksiatan yang dilarang oleh Alloh swt
11. Do’a minta dilapangkan kesabaran karena jika kita memohon pertolongan kepada Alloh harus dengan kesabaran.
ROBBANAA AFRIGH ‘ALAINAA SHOBRON WA TSABBIT AQDAAMANAA WA N-SHURNAA ‘ALA L-QOUMI L-KAAFIRIIN
(Ya Alloh, lapangkanlah bagi kami kesabaran, teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami dalam menghadapi kaum yang kafir)
12. Perbanyak membaca do’a :
ALLOHUMMA A-‘INNAA ‘ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBAADATIKA.
(Ya Alloh, bantulah kami dalam mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah sebaik-baiknya kepada-Mu)
13. Upayakan selalu membantu atau mendo’akan kebaikan untuk saudara muslim lainnya sekalipun kepada orang yang tidak menyenangi kita.
Note:
· Hal-hal diatas adalah sebagian Tuntunan Ajaran Islam
· Tetap menjaga niat dengan benar sehingga melaksanakannya tidak karena berhubungan dengan Ruqyah semata
· Resep diatas juga dapat berfungsi sebagai pembentengan diri.
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Peruqyahan:
a. Persiapan Diri Peruqyah:
· Memiliki referensi yang cukup tentang pengobatan, ruqyah, jin dan Tazkiyah Nafs (pensucian jiwa)
· Banyak istighfar dan taqorrub kepada Alloh Swt
· Perbanyak do’a dan dzikir perlindungan yang juga dilakukan oleh keluarganya
· Sebaiknya taqorrub dengan amal-amal sholih dan isti’anah kepada Alloh swt sebelum memulai peruqyahan
· Tawakkal, menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Alloh swt.
b. Persiapan Diri Orang Yang Akan Diruqyah
· Musnahkan/tutup pintu-pintu masuk syaithon/jin: benda-benda kemusyrikan seperti jimat, penangkal, penglaris, pusaka-pusaka, ilmu tenaga dalam berikut atribut dan panji-panjinya, jiwa yang penakut, pemarah, sering sedih, terlalu senang canda (sering tertawa berlebihan), gambar-gambar bernyawa, patung, lambang-lambang kekufuran, dzikir-dzikir, sholawat, wirid-wirid yang tidak diajarkan Nabi Saw.
· Benda-benda tersebut bacakan ayat kursi, dibakar, dirusak dan dibuang ketempat yang tak terjangkau orang
· Bila belum sempat dilakukan, maka harus sudah ada sikap penolakan dan siap memusnahkan
· Bila merokok, niatkan berhenti merokok (biasanya setelah diruqyah sudah tidak “nikmat” lagi cita rasa rokok)
· Berwudhu sebaik-baiknya
· Tertutup aurotnya
· Hendaknya seorang wanita bersama mahromnya jika yang meruqyah adalah laki-laki
c. Persiapan Lingkungan Tempat Meruqyah
· Bersih dari benda-benda kemusyrikan, gambar bernyawa, patung, alat musik dan lambang kekufuran atau kemaksiyatan. Termasuk ornamen-ornamen perlengkapan rumah seperti meja, kursi, perhiasan dsb
· Bila rumah tersebut ada benda-benda kemusyrikan atau hal-hal yang harus dimusnahkan atau banyak tikus/ular maka lakukan peruqyahan untuk rumah tersebut terlebih dahulu. Caranya : bacakan ayat ruqyah di air dalam jumlah yang cukup banyak, cipratkan/semprotkan ke sarang-sarang tikus/ular dan semua sudut rumah kecuali kamar mandi/wc.
d. Mengawali peruqyahan dengan do’a-doa pertolongan dan perlindungan
e. Sering-seringlah meminta perlindungan kepada Alloh swt dengan dengan dzikir berikut:
ALLOHUMMA INNII A’UUDZUBIKA MIN AN ASYRIKA BIKA SYAI-AN A’LAMUHU WA ASTAGHFIRUKA LIMAA LAA A’LAMUHU
“Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukanMu dengan sesuatu yang aku ketahui dan aku memohon ampun dari (menyekutukanMu dengan sesuatu) yang tidak aku ketahui”
f. Reaksi Selama Peruqyahan
1. Respon aktif
· Gerak fisik, gerakan tangan, kepala, raut muka, mata berkedip dengan cepat
· Gerakan-gerakan jurus bela diri
· Suara/ucapan, teriakan, menangis, tertawa, kesakitan, marah dsb
· Batuk-batuk keras seperti ada sesuatu yang ingin dikeluarkan/muntahkan
· Bersendawa (jawa:anthob) terus menerus, bersin-bersin
· Dsb…..
Langkah yang dilakukan : Bila meronta/berontak pegangi jika perlu diikat dengan kain agar tidak melukai. Lakukan ruqyah lebih intensif secara individual, ajaklah jin untuk bicara, dakwahi, ajak taubat, perintahkan agar cepat keluar melalui mulut, hidung atau jari kelingking tangan/kaki. Jangan perbolehkan keluar lewat mata karena bisa menyebabkan hilangnya pandangan pasien. Jika diam tak mau menjawab, berikan perlakuan fisik, tekan daerah-daerah sensitif (titik-titik accupuntur) seperti titik/gundukan antara ibu jari dan telunjuk tangan, titik tengah antara bahu (pundak) dengan puting susu, titik sekitar pusar 3 jari diatas atau dibawahnya. Tekan kira-kira seberat tekanan 3-5 kg sambil dibacakan ayat-ayat siksa seperti Ad-Dukhon 43-50, Ash-Shoffat 1-10 secara berulang-ulang
2. Respon Pasif
· Pusing/kepala berat
· Panas badan sebagian/keseluruhan
· Dingin tiba-tiba sebagian badan/keseluruhan
· Ada rasa seperti angin disekitar tubuh
· Kesemutan tiba-tiba
· Terasa bergetar, berdenyut/kedutan, ada yang berjalan dibeberapa bagian dalam tubuh
· Ingin teriak/menangis
· Tiba-tiba ingin buang air besar/kecil
· Mengantuk berat/gelisah
· Dsb……
Langkah yang dilakukan: Tanyakan kepada ybs tentang apa yang dirasakannya selama proses peruqyahan. Sarankan agar banyak-banyak istighfar dengan suara pelan sementara peruqyahan dilanjutkan kembali. Setelah peruqyahan dirasa cukup, tanyakanlah kembali bagaimana keadaanyya/yang dirasakannya
3. Tanpa Respon
· Tidak ada yang dirasakannya dari hal-hal tersebut diatas
· Tetapi gangguan /keluhan yang dirasakan tetap ada
Langkah yang dilakukan : Sarankan agar dengan sungguh-sungguh memusnahkan, menghilangkan, meninggalkan sebab-sebab gangguan sebagaimana tersebut diatas. Sarankan agar melaksanakan dengan sungguh-sungguh “resep peruqyahan”. Melanjutkan peruqyahan ketika sudah dirasa cukup waktu bahwa ybs melaksanakan saran-saran diatas.
g. Bantu dengan Hal Berikut:
· Selama membaca bacaan ayat ruqyah bila memungkinkan secara bersamaan buat air ruqyah dengan cara mendekatkan air ke mulut dan atau letakkan salah satu telapak/jari tangan masuk ke dalam air. Setelah selesai, minumkan pada pasien.
· Atau siapkan tujuh tangkai daun bidara atau satu sendok makan habbah sauda’ (jinten hitam) atau tujuh lembar daun sirih kemudian ditumbuk halus, beri air dan saring. Bacakan ayat-ayat ruqyah dan do’a. Lakukan hal yang sama untuk mandi.
· Sarapan pagi dengan tujuh buah kurma ‘ajwah (yang bagus) dari madinah, sebagaimana diperintahkan oleh RosuluLLah Saw
· Bila gangguan sihir, cari benda-benda sihir dengan cermat dan teliti disekitar tempat pasien terkena sihir seperti dirumah, kantor dsb. Kemudian bacakan ayat kursi lalu bakar dan hancurkan sampai habis. Carilah dengan memohon petunjuk kepada Alloh, jangan meminta bantuan ke dukun.
h. Yang paling perlu diingat bahwa target utama dalam peruqyahan ini adalah: melepaskan orang-orang tersebut dari kekeliruan aqidah dan ibadahnya
i. Setelah pasien sembuh atau tanda-tanda adanya gangguan hilang, janganlah kita berbangga diri atau merasa hebat. Ingatlah bahwa kesembuhan itu datangnya hanya dari Alloh swt semata, kemudian kita hanya berdo’a dan berusaha dengan cara yang dibenarkan-Nya.
Penutup
Semoga risalah singkat ini bisa bermanfaat dan semoga Alloh swt senantiasa memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita semua serta diberikannya kekuatan pada kita untuk bisa melawan setiap tipu daya syaithon yang terkutuk. Aamiin ya Robbal ‘Alamiin
WaLLohu a’lam bish showab
Purwakarta, 26 Mei 2006
Abu Zhafran
Maroji’
RUQYAH Syar’iyyah oleh Ustadz H.Riyadh Rosyadi
Terapi gangguan jin dengan ruqyah dan do’a oleh Ustadz Fadhlan Abu Yasir, Lc
Terapi Serangan Sihir Dengan Ruqyah dan Do’a oleh Ustadz Fadhlan Abu Yasir, Lc
Kitab Tauhid oleh Syaikh Muhammad At-Tamimi
Rahasia Keagungan Ruqyah Syar’iyyah oleh Ust. Yuyu Wahyudin Kusnadi, Lc
Majalah GHOIB edisi 24 Th.2
Majalah GHOIB edisi 58 Th.4
Lampiran Ayat dan Do’a Ruqyah:
Gangguan Jin
1
Do’a-doa perlindungan yang ma’tsur
13
Al-Mu’minuun 115-118
2
Al- Fatihah
14
An-Naml 30-31
3
Al-Baqoroh 1-5
15
Ash-Shoffat 1-10
4
Al-Baqoroh 163-164
16
Ad- Dukhon 43-56
5
Al-Baqoroh 255-257
17
Al-Ahqof 29-32
6
Al-Baqoroh 285-286
18
Ar-Rohman 33-36
7
Ali Imron 1-10
19
Al-Hasyr 21-24
8
Ali Imron 18-19
20
Al-Jin 1-9
9
An-Nisaa 56
21
Al-Ikhlas
10
Al-Maidah 72-76
22
Al-Falaq
11
Al-A’rof 54-56
23
An-Naas
12
Maryam 67-72
Serangan Sihir
1
Do’a-doa perlindungan yang ma’tsur
14
Al-Mu’minuun 115-118
2
Al- Fatihah
15
As-Sajdah 12-14
3
Al-Baqoroh 1-5
16
Ash-Shoffat 1-10
4
Al-Baqoroh 102-103
17
Ad- Dukhon 43-56
5
Al-Baqoroh 163-164
18
Qoof 16-35
6
Al-Baqoroh 255-257
19
Ar-Rohman 33-45
7
Al-Baqoroh 285-286
20
Al-Waqiah 41-56
8
Ali Imron 1-10
21
Al-Hasyr 21-24
9
Ali Imron 18-19
22
Al-Jin 1-28
10
Ali Imron 26-27
23
Al-Kafiruun
11
An-Nisaa 56
24
Al-Ikhlas
12
Al-A’rof 117-122
25
Al-Falaq
13
Yunus 79-82
26
An-Naas
KOMENTAR