Para serdadu, baru saja pulang dari medan perang. Warung kopi mulai ramai kembali oleh pembicaraan mereka.

”Suatu hari, di perbatasan daerah utara, aku memenggal leher lebih dari enam orang kafir, semua berjanggut merah,” seru salah seorang dari mereka. Tepuk tangan pun riuh terdengar.

”Kamu tidak akan bisa menandinginya, Nasruddin,” ujar pemilik warung kopi kepada Nasruddin Hoja yang kebetulan ada di situ. Keyakinan pemilik warung diiyakan banyak orang yang hadir. Namun, Nasruddin ternyata tak gentar.

”Aku tidak sedang membual. Lagi pula, aku sudah bersumpah untuk menceritakan sebuah kebenaran. Ketahuilah, aku sendiri sebenarnya pernah membabat tujuh kafir dengan sekali sabetan.”

Usai mengucapkan hal itu, Nasruddin segera keluar diikuti tatapan mata orang kepadanya. Sesampainya di rumah, ia menuju kamar dan menengok tujuh ekor kumbang yang mati dekat sebuah pemukul lalat.