Seusai rapat di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (28/2) sore lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, dikeroyok wartawan. Sambil tersangkut-sangkut belitan mikrofon kabel reporter televisi dan kerumunan wartawan, Purnomo menjelaskan soal investasi sebuah perusahaan tambang di Halmahera, Maluku Utara.

Saat ditanya soal perusahaan tambang yang hingga kini penyelesaian investasinya masih bermasalah, Purnomo mengeles dan menunjuk Kepala BKPM Muhammad Lutfi yang berjalan di sisinya. Namun, Lutfi malah berkelit. “Saya ini cuma kenek loh, kalau Pak Purnomo itu, kan, sopir. Kenek itu hanya ikut sopir saja,” ujar Lutfi.

Purnomo balas menjawab, “Lho, yang pegang uang itu kenek. Malah, kenek yang terima uang dari penumpang. Kalau sopir, kan, cuma mengendarai mobilnya saja.” Suami mantan peragawati Bianca Adinegoro itu, tak kalah gesit dan menjawab lagi, “Tetapi, kan, uangnya diberikan kepada sopir. Lalu, kenek hanya menerima sebagian saja.”

Pers yang semula hanya senyum-senyum mendengarkan dialog unik itu pun akhirnya tak tahan dan ikut-ikutan menyeletuk, “Penghasilan sopir, biasanya jauh lebih besar dari kenek, Pak.” Eh, lagi-lagi, Purnomo masih pintar menjawab, “Iya, tetapi kadang-kadang diambil sama keneknya.” Semuanya tertawa, termasuk kedua menteri yang saat itu mengenakan setelan jas.

Namun, sebelum naik mobil dinasnya, sang sopir menawari sang kenek. “Mau bareng sopir nggak, sekali-kali dong merasakan Camry,” ajak Purnomo. Camry adalah mobil dinas menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Tak ayal, sang kenek, yang semula mau masuk dan duduk di mobilnya yang lebih mewah, yaitu Nissan Teana berwarna hitam, langsung pindah dan duduk di sebelah Pak sopir.