Polanski, orang Polandia sedang menumpang taksi di New York.”Anda
senang bermain tebak-tebakan?” tanya supir taksi kepadanya sambil berkenalan. “Ya.” “Nah, saya punya satu tebakan. Begini. Ayah dan ibu
kami sama. Tapi ia bukan kakak atau asik saya. Siapakah dia?”
Polanski berpikir, berpikir, dan berpikir. Tapi ia tak kunjung berhasil memecahkan tebakan itu.
“Wuah, saya menyerah,” katanya. “Siapa orang itu?”
“Saya,” kata si supir sambil tertawa.
Lama Polanski berpikir dan kemudian dia juga ikut tertawa terbahak-bahak. Begitu senangnya ia dengan tebakan itu, sehingga ketika kembali ke negerinya ia segera memainkan tebakkan itu kepada teman-temannya.
“Ayah dan ibu kami sama. Tapi ia bukan kakak atau adik saya. Siapakah dia?” Teman-temannya berpikir, berpikir, dan berpikir. Tapi mereka juga tak kunjung berhasil memecahkan tebakan itu. “Wuah, kami menyerah,” kata mereka. “Siapakah orang itu?”
“Kalian tidak tahu?”
“Tidak!”
“Supir taksi di New York,” sahut polanski dengan bangga.
KOMENTAR