Teknologi laser di dunia kesehatan, khususnya untuk pengobatan kelainan pada mata sudah lama diterapkan. Akan tetapi publik banyak yang belum mengerti atau salah persepsi mengenai terapi laser yang katanya dapat menyebabkan kebutaan.

“Kami ingin meluruskan bahwa tidak semua laser dapat digunakan untuk terapi kelainan mata. Ada beberapa jenis laser yang penggunaannya tergantung dari indikasi kelainan mata yang diderita pasien”, ujar Prof Dr Istiantoro, SpM, Direktur Jakarta Eye Center (JEC) belum lama ini.

Dijelaskan, light amplification by stimulated emission of radiation (Laser), adalah sinar atau cahaya yang dapat digunakan untuk memotong, membakar, merekatkan dan menghilangkan jaringan tubuh. Istiantoro yang pernah mendapat beasiswa pelatihan pascasarjana di University Western Australia itu menjelaskan, beberapa jenis laser yang digunakan untuk mengatasi kelainan mata.

Pertama, Argon Laser, yakni jenis Laser ini digunakan untuk mengatasi kelainan pada retina. Misalnya untuk mencegah lepasnya retina (ablasio retina) dengan cara menghentikan atau menambal robekan pada retina.

Jenis laser ini juga umum digunakan untuk menghentikan pendarahan dan pertumbuhan pembuluh darah abnormal pada kasus retinopati diabetika.

Kedua, CO2 laser, yakni jenis laser yang digunakan untuk memotong jaringan, mulai dari kulit sampai otot. CO2 laser dapat berfungsi menggantikan pisau bedah dan operasinya dilakukan tanpa pendarahan.

Ketiga, Eximer laser, yakni jenis laser yang digunakan untuk mengatasi kelainan refraksi, seperti minus, plus dan silindris dengan cara memanipulasi bentuk kornea melalui prosedur Laser in situ keratomieulisis (Lasik).

Keempat adalah, Femtosecond Laser, yakni laser yang digunakan untuk membuat flap pada prosedur Lasik.

Lenis kelima adalah, photodynamic teraphy, jenis pengobatan laser yang dikombinasikan dengan obat-obatan pada kasus age macular degenaration (degenerasi makula akibat proses penuaan). Sedangkan jenis keenam adalah selective laser trabeculoplasty.

Jenis laser ini digunakan untuk menurunkan Tekanan Intra Ocular (TIO), dengan cara membuat saluran untuk mengalirkan aquos humorer (cairan dalam mata), sehingga mengurangi atau menghilangkan ketergantungan obat pada penderita glaucoma serta YAG Laser adalah laser untuk mengatasi kekeruhan pada kapsul lensa setelah menjalani operasi katarak (katarak sekunder).

Dokter spesialis mata yang bidang pelayanannya oftalmologi umum, katarak, kornea, lasik, bedah refraktif ini, menambahkan, Jakarta Eye Center selama 23 tahun pelayanannya mengedepankan kualitas layanan dengan mengandalkan keterampilan SDM serta menggunakan peralatan berteknologi modern.

Misalnya, teknologi laser, bedah katarak tanpa jahitan dan bedah Lasik tanpa pisau untuk mengatasi mata minus, plus dan silindris. [Vera Indrasuwita]